PBB telah mendesak pemerintah Kirgistan agar melindungi warga sipil dan mengakhiri kekerasan etnis di wilayah selatan yang telah memaksa sekitar 275.000 orang meninggalkan rumah mereka.
Juru bicara badan pengungsi PBB, Andrej Mahecic, Selasa ini mengatakan jika perdamaian dan ketertiban tidak segera pulih, lebih banyak lagi orang akan kehilangan tempat tinggal atau berusaha menyebrang ke negara tetangga, Uzbekistan. Mahecic prihatin dengan cepatnya kekerasan meningkat setelah dimulai Kamis lalu.
Pejabat mengatakan kerusuhan dengan sasaran etnis Uzbeks telah membunuh sedikitnya 170 orang dan mencederai lebih dari 1.700 lainnya di kota Osh dan Jalalabad. Menurut pejabat Palang Merah, korban tewas lebih tinggi.
Pemimpin sementara Kirgistan, Roza Otunbayeva Selasa ini mengatakan tim pengamanan yang dipimpin Rusia telah memutuskan untuk tidak mengirim pasukan penjaga perdamaian ke negara itu, walaupun sebelumnya ada permintaan dari Kirgistan. Otunbayeva juga mengatakan referendum nasional mengenai konstitusi baru akan dilaksanakan sesuai rencana, walaupun terjadi kekerasan.