Kepala Bidang Kemanusiaan PBB, Mark Lowcock, Rabu (16/9), melaporkan kepada Dewan Keamanan bahwa infeksi Covid-19 di Suriah jauh lebih tinggi daripada angka yang dilaporkan.
"Kami tidak akan dapat memahami sejauh mana wabah itu kecuali, dan hingga pengujian laboratorium ditingkatkan di seluruh wilayah," kata Lowcock.
Koordinator Bantuan Darurat melaporkan lebih dari empat juta warga menerima bantuan setiap bulan dan imunisasi rutin dilakukan meskipun gangguan bertambah yang disebabkan oleh pandemi.
Suriah, berpenduduk 23 juta sebelum konflik yang dimulai pada Maret 2011, telah mencatat 3.540 infeksi virus corona yang terkonfirmasi dan 155 kematian di wilayah yang dikuasai pemerintah.
Jumlah kasus sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi karena rendahnya pengetesan Covid-19.
Pengetesan virus corona di klinik swasta memakan biaya sekitar $60 atau sekitar Rp 893 ribu. Biaya itu terlalu mahal bagi kebanyakan warga Suriah, dengan rata-rata pendapatan kurang dari $100 per bulan bulan atau hampir Rp 1.5 juta.
Pemerintah Suriah melakukan sekitar 300 pengetesan gratis setiap hari bagi warga yang menunjukkan gejala. [mg/ft]