Pemerintahan Trump membela respon Presiden terhadap penilaian intelijen yang menyebutkan Rusia menawarkan hadiah untuk membunuh tentara Amerika di Afghanistan. Hari Rabu, penasihat keamanan nasional presiden mengatakan, ia telah menyiapkan daftar opsi pembalasan jika sudah ada bukti yang menguatkan informasi intelijen tersebut.
Presiden Donald Trump terus mengecilkan penilaian intelijen itu dan bersikeras dia tidak diberitahu tentang masalah itu karena intelijen tidak membuat isu itu menjadi perhatiannya. Namun, menurut penasihat keamanan nasional Robert O'Brien, baik CIA maupun Pentagon sudah mencari tahu laporan itu dan memberi pengarahan kepada sekutu internasional.
"Kami sudah berbulan-bulan mengupayakan beberapa opsi yang bisa dilakukan presiden. Sekarang mungkin mustahil untuk mencari tahu lebih lanjut," ujar O'Brien.
Dalam jumpa pers di Departemen Luar Negeri, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan situasi itu sudah ditangani "dengan sangat baik" guna menjamin keamanan tentara Amerika.
"Kami menganggap ini serius. Kami telah menanganinya dengan tepat," kata Pompeo.
Tanpa merinci, Pompeo mengatakan, pemerintah menerima informasi intelijen tentang ancaman kepada orang Amerika "setiap hari" dan bahwa setiap ancaman itu telah ditangani.
Pompeo menambahkan, aktivitas Rusia di Afghanistan bukanlah hal yang baru dan bahwa Rusia hanyalah salah satu dari banyak negara yang berulah di sana. Dia mengatakan, Kongres memiliki informasi serupa pada masa lalu, dan bahwa dia sering menerima penilaian ancaman yang tidak disampaikan dalam pengarahan presiden.
Trump tetap defensif tentang laporan intelijen itu dan menyebutnya "Berita Bohong" untuk merusaknya dan Partai Republik.
Presiden berulang kali mengatakan dia tidak diberitahu mengenai penilaian tentang tawaran Rusia itu karena tidak ada bukti yang menguatkan. Penilaian itu pertama kali dilaporkan harian New York Times. Pejabat-pejabat intelijen Amerika dan lainnya yang mengetahui laporan itu kemudian mengukuhkannya kepada kantor berita Associated Press.
O'Brien mengatakan informasi intelijen itu pada awalnya tidak menarik perhatian Trump karena tidak diverifikasi dan tidak ada konsensus di kalangan komunitas intelijen. Tetapi, informasi intelijen jarang dikonfirmasi tanpa dibayangi keraguan, sebelum disampaikan kepada pejabat senior pemerintah pembuat keputusan.[ka/ii]