Menteri Olimpiade Jepang yakin proposal Jepang untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2020 adalah wajar, meskipun ada tuduhan penyuapan.
Jaksa penuntut Perancis hari Kamis (11/5) mengatakan dana US$2 juta yang diasosiasikan dengan proposal Tokyo ternyata dibayar ke akun yang terhubung dengan putra mantan presiden IAAF Lamine Diack beberapa bulan sebelum dan sesudah Tokyo memenangkan kompetisi.
Toshiaki Endo mengatakan hari Jumat ia bangga proposal Tokyo "terlihat dibuat secara paling adil di antara semua kota kandidat. Jadi saya yakin tidak ada hal itu (sebagai pembayaran) dan saya yakin tidak mungkin."
Para penyelengara di Tokyo mengatakan mereka tidak tahu-menahu soal pembayaran tersebut dan kota itu mendapat hak untuk menjadi tuan rumah acara karena proposalnya paling baik.
Sementara itu, Badan Olahraga Jepang -- didirikan untuk meningkatkan daya kompetisi internasional Jepang dan memperbaiki dukungan atlet untuk Olimpiade Tokyo -- telah meminta Komite Olimpiade Jepang dan pemerintah metropolitan Tokyo untuk menginvestigasi dugaan pembayaran.
Menteri Olahraga Hiroshi Hase mengatakan dalam konferensi pers hari Jumat, "Kami akan bekerjasama secara penuh, dan berharap ada pemeriksaan menyeluruh."
Ketika ditanya mengenai pembayaran, Gubernur Tokyo Yoichi Masuzoe mengatakan "Pemerintah Metropolitan Tokyo tidak memberikan dana publik untuk melobi." [hd]