Prediksi peningkatan tajam kasus Covid-19 sementara bulan-bulan dengan cuaca dingin menjelang di Belahan Bumi Utara tampaknya akan terwujud.
Kasus harian global telah meningkat menjadi 330 ribu per hari, dengan Eropa dan AS mengalami lonjakan yang mengkhawatirkan.
Di AS, pakar penyakit menular terkemuka mengatakan kepada warga Amerika agar memikirkan kembali rencana liburan Thanksgiving mereka pada akhir November ini. Pada saat itu biasanya banyak orang bepergian melalui pusat-pusat transportasi yang padat, seperti terminal-terminal bus, stasiun kereta, dan bandara, untuk berkumpul bersama keluarga mereka.
“Kalau Anda memiliki orang-orang yang rentan, lansia atau orang-orang yang memiliki masalah kesehatan, Anda lebih baik mempertimbangkan apakah Anda ingin melakukan itu sekarang,” kata Dr. Anthony Fauci kepada ABC News. Ia menyarankan orang-orang untuk menunda rencana dan “menunggu” hingga pandemi terkendali.
“Kita benar-benar harus berhati-hati kali ini, sehingga setiap keluarga harus mengevaluasi risiko dan manfaatnya,” lanjut Fauci.
Pada hari Sabtu (17/10), Perancis akan memulai larangan keluar rumah mulai pukul 9 malam hingga pukul 6 pagi di kawasan Paris dan di sedikitnya enam kota lain, yang mencakup Lyon, Grenoble, Aix-en-Provence, Montpellier, Lille, Rouen dan Saint-Étienne. Larangan itu akan tetap berlaku selama sedikitnya empat pekan.
Kanselir Jerman Angela Merkel dan para gubernur di 16 provinsi negara itu telah sepakat untuk memberlakukan restriksi nasional baru setelah Jerman menghadapi penambahan kasus baru Covid-19 yang mencapai rekor. Restriksi tersebut mencakup penutupan awal bar dan restoran serta pembatasan jumlah orang yang diizinkan berkumpul di tempat umum.
Irlandia Utara telah mengumumkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) nasional selama empat pekan. Sekolah-sekolah ditutup selama dua pekan dan semua bar serta restoran ditutup sebulan penuh, kecuali untuk layanan pesan antar.
Sekarang ini terdapat hampir 39 juta kasus Covid-19 di seluruh dunia dan lebih dari satu juta orang meninggal karena virus corona, sebut Johns Hopkins Coronavirus Resource Center. [uh/ab]