Departemen Luar Negeri Amerika hari Selasa (7/3) untuk pertama kalinya sejak pelantikan Donald Trump Januari lalu, melakukan jumpa pers. Juru bicara sementara Mark Toner – seorang pejabat karir – menjawab beberapa pertanyaan tentang laporan bahwa presiden berencana memangkas anggaran Departemen Luar Negeri dan bantuan luar negeri Amerika sekitar 37%.
Para wartawan dan pengamat lain telah menanyakan kapan briefing harian akan kembali dilakukan di Departemen Luar Negeri, mengapa hanya ada sedikit pernyataan dari menteri luar negeri yang baru – Rex Tillerson, dan mengapa begitu banyak posisi senior yang masih belum diisi.
Juru bicara sementara Departemen Luar Negeri Mark Toner membantah penilaian bahwa Departemen Luar Negeri telah dipinggirkan dalam pemerintahan baru ini.
“Menteri Luar Negeri Rex Tillerson sangat terlibat di Gedung Putih, sering bicara dengan presiden, dan ia bahkan ada di sana kemarin. Saya yakin untuk sebuah pertemuan. Saya jamin bahwa suara menteri luar negeri, suara Departemen Luar Negeri, sangat didengar jelas dan lantang dalam pembicaraan tentang kebijakan di tingkat Dewan Keamanan Nasional,” ungkap Toner.
Ditanya tentang pemangkasan anggaran, Toner mengatakan belum ada keputusan final.
“Saya kira ada masa, dalam suatu transisi pemerintahan, untuk melakukan pengkajian kembali. Ini salah satu alasan mengapa ia mengadakan pertemuan dan pembicaraan dengan staf senior, pemimpin di berbagai tingkat, untuk mendapat masukan tentang apa prioritas mereka dan bagaimana kita bisa menyesuaikan dan mempelajari sumber daya yang ada,” tambahnya.
Video: Juru Bicara Deplu AS Mark Toner Beri Penjelasan soal Anggaran
Sementara itu, sejumlah mantan pejabat dan analis Departemen Luar Negeri telah menyampaikan keprihatinan mengenai dampak pemangkasan anggaran. Wakil Menteri Luar Negeri Bidang Demokrasi, HAM dan Tenaga Kerja pada masa pemerintahan Obama – Tom Malinowski – berbicara pada VOA melalui Skype.
“Anggaran – setidaknya di atas kertas – akan memangkas program-program Departemen Luar Negeri dalam jumlah yang sangat besar, terutama karena adanya program-program khusus yang dinilai Trump “tidak dapat disentuh”, seperti bantuan bagi Israel dan Mesir. Ini memaksa terjadinya pemangkasan pada program-program lain dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Malinowski.
Malinowski mengatakan pemangkasan drastis seperti ini tidak akan diloloskan Kongres.
Senator faksi Demokrat Ben Cardin setuju. Ia mengatakan, “Kita perlu melakukan lebih banyak hal di Afrika untuk mendorong demokrasi. Kita perlu berbuat lebih banyak di Timur Tengah untuk mendorong pemerintahan yang baik dan terbuka sehingga tidak perlu lagi banyak perang. Kita perlu melakukan banyak hal belahan bumi kita sendiri. Begitu banyak pekerjaan yang harus dilakukan Amerika.”
Menteri Luar Negeri Rex Tillerson memiliki keprihatinan yang lebih mendesak daripada pemangkasan anggaran, pada waktu ia bertolak ke China, Korea Selatan dan Jepang pekan depan, mengingat meningkatnya keprihatinan terkait program misil Korea Utara. [em/ds]