Tautan-tautan Akses

Pemerintah Amerika Minta Diplomat Untuk Hindari Pertanyaan Seputar Perjanjian Iklim Paris


Asap membumbung dari pembangkit listrik tenaga uap, Colstrip Steam Electric Station di Colstrip. (Foto:dok)
Asap membumbung dari pembangkit listrik tenaga uap, Colstrip Steam Electric Station di Colstrip. (Foto:dok)

Departemen Luar Negeri Amerika menyarankan para diplomatnya agar menghindari pertanyaan-pertanyaan dari pemerintah asing mengenai sikap pemerintah Trump tentang perjanjian iklim Paris.

Kantor berita Reuters melaporkan hari Selasa (8/8) bahwa instruksi yang dikirim kepada Kedutaan-kedutaan Besar Amerika hari Jumat oleh Menteri Luar Negeri Amerika Rex Tillerson, menunjukkan berbagai pertanyaan yang mungkin diajukan oleh para pejabat asing kepada para diplomat itu dan menyarankan jawaban-jawabannya.

Misalnya, menurut Reuters, kalau ditanya “Bagaimana proses untuk mempertimbangkan bergabung kembali dalam Perjanjian Paris?, para diplomat itu harus memberikan jawaban secara umum, misalnya, “Kami sedang mempertimbangkan sejumlah faktor. Saya tidak punya informasi mengenai masalah waktu proses itu.”

Instruksi Tillerson itu keluar dua bulan lebih sedikit setelah Trump mengumumkan Amerika akan menarik diri dari Perjanjian Iklim Paris yang bersejarah itu, pada hari yang sama pemerintah Amerika meninjau kembali laporan perubahan iklim yang dipersiapkan oleh 13 jawatan federal yang mencapai kesimpulan yang berbeda dengan pendapat Trump.

Dokumen itu, yang dibocorkan sebelum dipublikasikan dan dilaporkan oleh harian New York Times Selasa, mengatakan rakyat Amerika mengalami peningkatan gelombang panas dan curah hujan yang tinggi sebagai akibat perubahan iklim itu.

Laporan itu mendapati bahwa kegiatan manusia “sangat mungkin sekali “ sebagai penyebab lebih dari separuh kenaikan suhu bumi sejak 1951. Ini bertentangan dengan keyakinan pemerintah Trump bahwa penyebab meningkatnya suhu global belum pasti.

Menurt laporan itu, manusia menyebabkan kenaikan suhu global 0,6 derajat Celsius sampai 0,7 Celsius antara tahun 1951 dan 2010, dan emisi gas rumah kaca merupakan penyebab utamanya. (sp/ii)

XS
SM
MD
LG