Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan Pemerintah akan terus mengelola potensi kenaikan harga bahan kebutuhan selama Ramadan dan menjelang lebaran agar tidak terjadi ekses negatif yang merugikan masyarakat.
Presiden saat rapat kabinet terbatas bidang ekonomi di kantor Presiden Jakarta Senin (30/6) menjelaskan dirinya sudah menginstruksikan Menteri Koordinator bidang Perekonomian agar dapat mengelola dengan baik harga bahan pokok.
"Saya minta agar Menko Prekonomian dan jajaran kementrian di bidang ekonomi adalah agar mengelola stabilitas harga dengan sebaik-baiknya. Utamanya harga-harga bahan pokok. Apalagi sekarang kita memasuki bulan Ramdan dan nanti masuk Idul Fitri," kata Presiden Yudhoyono.
"Memang selalu ada kenaikan barang pokok tertentu. Dan itu seperti kenaikan yang sifatnya sementara. Nanti setelah lebaran lewat kembali ke normal. Namun harus kita kelola dengan sebaik-baiknya," lanjut Presiden.
Menurut pengamatan Presiden, sejauh ini harga-harga bahan pokok itu cukup terjaga. "Saya berharap bisa dilanjutkan pengelolaannya selama Ramadan dan mendekati Idul Fitri beberapa minggu mendatang," kata Presiden Yudhoyono.
Selain memastikan stabilitas harga, Presiden juga memberikan perhatian pada nilai tukar mata uang rupiah terhadao dolar Amerika yang cenderung melemah serta pengelolaan dampak perekonomian global yang mempengaruhi perekonomian nasional.
"Disamping fiskal dan stabilitas harga, kita juga harus kelola dampak perekonomian global, apa itu nilai tukar rupiah, situasi perdagangan dan lainnya. Meski politik pada puncak kehangatannya, pemerintah tetap fokus mengelola ekonomi," kata Presiden Yudhoyono.
Sementara itu Menteri Pertanian Suswono mengatakan produksi bahan pangan, mencukupi kebutuhan selama Ramadan dan Lebaran tahun ini. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian menurut Suswono telah mengantisipasi lonjakan permintaan bahan pangan pokok, sehingga tidak akan ada gejolak harga dan kelangkaan bahan pangan.
"Dari harga dilapangan kenaikannya tidak signifikan. Saya menghimbau agar masyarakat membeli (barang pokok) secukupnya saja sesuai kebutuhan. Tokh barang ada di lapangan. Sehingga sekali lagi masyarakat tidak perlu panik. Kalau panik nanti dia borong, maka ada saat-saat tertentu suplay barang tetap tapi kebutuhan meningkat, ya otomatis harga jadi naik," kata Suswono.
Suswono menambahkan untuk komoditas beras, pemerintah menjamin ketersediaan stok beras pada bulan Ramadan dan Lebaran dalam kondisi aman. Suswono menjelaskan, ada cadangan beras nasional sebanyak 500.000 ton, sementara stok beras Bulog ada dua juta ton.