Sebuah delegasi Senat Amerika berangkat menuju negara bagian Louisiana untuk menilai tanggapan British Petroleum (BP) terhadap kebocoran sumur minyak di Teluk Meksiko. Termasuk dalam delegasi ini, Menteri Dalam Negeri Ken Salazar dan Menteri Keamanan Dalam Negeri Janet Napolitano.
Bila delegasi tersebut menilai BP tidak sanggup menangani kebocoran minyak ini, pemerintah Amerika siap mengambil alih usaha penanggulangannya.
Kata Menteri Dalam Negeri Amerika Ken Salazar pada hari Minggu, ia tidak yakin dengan usaha BP untuk mengatasi kebocoran minyak itu dan menyebut situasinya sebagai “krisis eksistensi” bagi BP.
Juru Bicara Gedung Putih Robert Gibbs mengatakan pada jaringan televisi CBS, pemerintahan Obama menganggap pejabat-pejabat BP tidak bersikap terus terang tentang kebocoran sumur bawah laut itu.
Gubernur Louisiana Bobby Jindal mengecam para pejabat BP dan pemerintah federal, dan mengatakan ia belum menerima sumber daya yang ia minta untuk melindungi garis pantai negara bagian itu.
Jindal mengatakan gelombang pertama minyak itu telah mencapai lebih dari 100 kilometer dari garis pantai, dan dengan semakin dekatnya minyak itu, negara bagiannya harus mengambil tindakan sendiri.
Kata Gibbs, pemerintah telah mengirim surat resmi kepada BP untuk minta data paling baru tentang kerusakan lingkungan yang disebabkan kebocoran minyak itu. Tapi kata pejabat BP, perusahaannya tidak bisa memastikan berapa banyak minyak yang bocor, dan bahwa kebocoran ini merupakan bencana sangat gawat bagi semua pegawai BP.
Kata kepala perusahaan BP Doug Suttles, apabila rencana untuk menutup sumur itu dengan lumpur tebal tidak berhasil, kemungkinan BP tidak akan bisa menghentikan kebocoran sampai sumur baru bisa dibor di dekatnya pada permulaan bulan Agustus, untuk mengurangi tekanan pada sumur yang bocor.