Pemerintah Indonesia menyatakan keprihatinannya terhadap situasi di Yaman yang semakin memburuk sejak Kamis dini hari (26/3).
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Tedjo Edhi Purdijatno di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (30/3), memastikan, Pemerintah berkomitmen untuk mengevakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Yaman. Hal itu dilakukan pasca situasi yang tidak kondusif di Yaman.
"Kita akan berupaya mengevakuasi WNI yang masih terjebak di Yaman," katanya. "Mereka ada yang sekolah, ada yang bekerja, dan sebagainya. Kita telah meihat latar belakangnya. Tidak sama. Kita akan siap untuk memulangkan mereka semua. Setelah diproses oleh KBRI, mereka akan disiapkan sarana untuk dikembalikan ke Indonesia."
TNI lanjut Tedjo, telah menyiapkan beberapa pesawat udara untuk membantu pemulangan WNI di Yaman.
Pihak TNI sudah menyiapkan beberapa pesawat untuk apabila diminta. Siap membawa WNI kembli ke Indonesia dari Yaman. TNI sudah menyiapkan tinggal permintaannya tergantung seperti apa.
Sementara itu terkait dengan penahanan dua puluh lebih WNI oleh otoritas setempat di Yaman, Menkopolhukam Tedjo Edhi Purdijatno memastikan hanyalan masalah keimigrasian, dan tidak ada yang terlibat dan tak terkait dengan milisi Al-Houthi. Meski demikian Tedjo masih menunggu laporan terkini mengenai penahanan WNI itu.
Pemerintah Indonesia melalui siaran pers Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, meminta agar semua pihak menahan diri dari melakukan tindak kekerasan dan memperhatikan keselamatan warga sipil yang ada di Yaman, baik itu warga setempat maupun warga asing.
Dari data Kemenlu, saat ini jumlah WNI di wilayah Yaman sekitar 4.159 orang dan tersebar di berbagai kawasan. Sebanyak 2.686 orang adalah mahasiswa dan 1.488 orang Buruh Migran. Menurut informasi dari KBRI Sanaa, konsentrasi WNI berada di bagian selatan Yaman yang situasinya sedikit lebih kondusif.
Kemenlu dalam siaran persnya menjelaskan, sejak Februari 2015, Pemerintah Indonesia telah melakukan proses evakuasi bagi WNI secara suka rela untuk kembali ke Indonesia. Hingga kini dari 175 total WNI yang mendaftar, telah dievakuasi ke Indonesia sebanyak 141 orang. Pemerintah Indonesia terus mendorong WNI di Yaman untuk mendaftarkan diri agar dapat segera dievakuasi dari Yaman.
KBRI Sana’a saat ini masih beroperasi secara terbatas guna memfasilitasi proses evakuasi dan perlindungan WNI. KBRI juga telah menyiapkan rencana kontingensi gawat darurat bila situasi memaksa. Pemerintah Indonesia akan terus memantau dan mengevalusasi perkembangan kondisi di Yaman setiap saat untuk mengambil langkah-langkah yang tepat.
Pemerintah Indonesia meminta seluruh WNI yang berada di Yaman untuk selalu waspada serta menghindari tempat-tempat konflik. Pemerintah juga meminta agar WNI yang akan melakukan perjalanan ke wilayah tersebut agar menundanya hingga situasi lebih kondusif.
KBRI Sana'a di Yaman tetap memberikan pelayanan bagi seluruh WNI di Yaman, layanan hotline dapat diakses 24 jam dengan nomor: +967 738 115 555.
Konflik bersenjata di Yaman antara pasukan pemberontak Syiah, Houthi dan pasukan koalisi negara Arab yang dipimpin Arab Saudi, mengancam nasib sekitar ribuan warga Indonesia di negara itu. Kantor Kedutaan Besar Indonesia di Beirut Street, Faj Attan Hadda Diplomatic Area, Sanaa, juga berisiko menjadi korban pengeboman pasukan koalisi karena berada di dekat istana kepresidenan Yaman yang dikuasai pemberontak.
Pasukan koalisi melancarkan serangan militer ke sejumlah kota di Yaman sejak Kamis (26/3) lalu. Serangan itu atas permintaan Abd-Rabbu Mansour Hadi, Presiden Yaman yang lari ke Arab Saudi setelah pasukan Houthi, yang diduga didukung Iran, melancarkan serangan ke Aden.