Wakil Presiden Suriah telah membuka sebuah dialog nasional dengan kelompok oposisi untuk membahas pembaharuan politik dan mengadakan transisi ke arah demokrasi.
Dialog ini diadakan sebagai tanggapan aksi protes yang telah berlangsung berbulan-bulan menentang kekuasaan otokratik Presiden Bashar al-Assad.
Wakil Presiden Farouk al-Sharaa mengatakan hari Minggu ia berharap konferensi dua hari itu akan menghasilkan apa yang disebutnya transisi Suriah ke arah demokrasi pluralistik yang bisa dinikmati semua warga Suriah.
Bashar al-Assad mengusulkan diadakannya dialog itu bulan lalu sebagai usaha perdamaian dengan kelompok oposisi, yang telah mengadakan aksi protes sejak bulan Maret menuntut diakhirinya pemerintahan oleh keluarga al-Assad yang telah berlangsung empat puluh tahun.
Pertemuan hari Minggu itu dihadiri oleh sejumlah aktivis oposisi dan kelompok intelektual, tapi kebanyakan pembangkang Suriah memboikotnya sebagai protes atas penumpasan berdarah yang dilancarkan oleh al-Assad.
Wakil presiden al-Sharaa mengakui pemerintah tidak akan mengadakan dialog tingkat tinggi itu kalau tidak terjadi pertumpahan darah yang menewaskan sejumlah warga sipil dan juga pasukan keamanan.
Kelompok HAM mengatakan, pasukan pemerintah menewaskan sedikitnya 1,600 warga sipil dalam berbagai aksi penumpasan, tapi pemerintah mengatakan aksi kekerasan dimulai oleh terroris dan kelompok Islamis yang katanya telah membunuh ratusan petugas keamanan.