Setelah meleset meramalkan pemilihan di Inggris yang terakhir, juga referendum Brexit pada Juni, polster di Inggris sudah tentu gelisah dengan pemungutan suara Kamis ini, apalagi setelah terjadi serangan teror pada Sabtu di jantung kota London.
Sebelum serangan, beberapa jajak pendapat memperlihatkan sebuah pergeseran dalam sentimen publik. PM Theresa May, yang secara mendadak mengumumkan penyelenggaraan pemilihan pada 8 Juni, waktu itu diramalkan akan menang dengan selisih besar, tetapi selisihnya kini semakin mengecil.
Sebuah survei yang dilakukan sebelum serangan di London Bridge, menunjukkan partai Konservatif yang berkuasa memimpin dengan 1 persen, turun dari 20 persen. Sebuah jajak pendapat lain minggu lalu, mengarah kepada kemungkinan sebuah parlemen dimana tidak ada pihak yang memiliki kekuatan mayoritas.
Meningkatnya dukungan untuk partai Buruh, seandainya akurat, merupakan perubahan yang drastis dan mencengangkan, apalagi mengingat partai ini yang dipimpin Jeremy Corbyn yang ekstrim kiri dan dalam tubuh partai terjadi kisruh akibat pertikaian anggota-anggotanya. Namun dengan latar belakang ini, tidak ada pihak yang bisa memastikan siapa yang akan menang pada Kamis mendatang. [jm]