Hari Selasa (8/11) ini menjadi hari pemungutan suara terakhir bagi para pemilih untuk memberikan suara mereka dalam pemilu paruh waktu AS 2022. Saat ini, Partai Demokrat memegang mayoritas tipis di Kongres; akan tetapi, jika mengacu pada sejarah, partai pendukung Presiden AS Joe Biden itu dapat kehilangan puluhan kursi DPR dan beberapa kursi Senat, sehingga memungkinkan Partai Republik berbalik menguasai Kongres.
Partai Demokrat meyakini keputusan Mahkamah Agung AS untuk mencabut hak aborsi perempuan musim panas lalu akan mendorong para pemilih ke TPS, meskipun tengah menghadapi kenaikan inflasi.
Dalam wawancara pada program ABC “This Week,” Senator Cory Booker dari Partai Demokrat mengatakan, “Meskipun perekonomian kita sedang sulit, orang-orang akan merenung dan mengatakan, ‘Sebentar… Ini kan partai yang mencoba melindungi serikat pekerja. Ini kan partai yang memastikan kita berusaha menurunkan harga obat-obatan generik dan biaya layanan kesehatan. Pada akhirnya, ini kan partai yang mencoba melindungi kebebasan mendasar seperti hak untuk mengendalikan tubuh Anda sendiri.’ Menurut saya ini adalah pemilu yang ketat. Ini pemilu paruh waktu, tapi saya masih percaya kami dapat tetap memegang kendali di Senat.”
Sementara itu, beberapa kandidat Partai Republik menjadikan isu integritas pemilu sebagai fondasi kampanye. Mereka menggaungkan kembali klaim keliru mantan Presiden Donald Trump yang menyebut pemilu 2020 telah dicurangi.
Untuk itu, berbagai kelompok seperti Carter Center di Atlanta, yang didirikan oleh mantan Presiden AS Jimmy Carter dan istrinya, Rosalynn, melatih pemantau dari kalangan nonpartai untuk mengawasi pemilu di Fulton County (daerah setingkat kabupaten), Georgia – negara bagian yang menjadi latar persaingan yang semakin ketat untuk kursi Senat AS.
Pendeta sekaligus Senator dari Partai Demokrat, Raphael Warnock, menghadapi kandidat senator dari Partai Republik yang merupakan mantan atlet football Herschel Walker dalam sebuah pertarungan yang sengit.
Direktur Program Demokrasi Carter Center, David Carroll, mengatakan kepada The Associated Press.
“Kepercayaan warga AS sendiri terhadap pemilu mulai berkurang, kepercayaan publik berkurang. Jadi, kami memandang pemantauan nonpartisan sebagai salah satu dari banyak langkah yang diambil oleh berbagai pihak, untuk mencoba memberikan pemahaman yang lebih baik dan kepercayaan terhadap proses pemilu,” ujarnya.
Sementara itu, di Pennsylvania, keunggulan Partai Demokrat terkikis. Persaingan untuk mendapatkan kursi Senat antara Letnan Gubernur John Fetterman dari Partai Demokrat dan selebritas Dr. Mehmet Oz, kandidat Partai Republik yang didukung Trump, lebih sengit dibanding berbulan-bulan sebelumnya.
Presiden Biden mengatakan kepada wartawan di San Diego bahwa ia “optimistis” dengan kans Demokrat pada pemilu paruh waktu, ketika pada saat yang sama Partai Republik juga percaya diri akan menang.
Gubernur negara bagian Virginia, Glenn Youngkin, mengatakan pada program ABC “This Week”.
“Pemilu ini akan menjadi peringatan bagi Presiden Biden, dan saya harap ia akan menanggapinya, karena yang telah terjadi selama dua tahun terakhir benar-benar telah menyebabkan banyak masalah di Amerika. Saya harap Presiden Biden melihat apa yang akan dikatakan warga Amerika kepadanya hari Selasa, yaitu bahwa ‘Kami tidak senang dan kami membutuhkan agenda yang berbeda.’ Saya rasa DPR dan Senat pimpinan Partai Republik dapat mewujudkan janji-janji yang telah dibuat dan saya harap Joe Biden mendengarnya,” kata Youngkin.
The New York Times melaporkan, lebih dari 32 juta orang telah memberikan hak suara mereka hingga Kamis (3/11) lalu. Beberapa di antaranya baru bisa dihitung setelah malam pemilu. [rd/lt]
Forum