Para pemimpin Organisasi Kerja Sama Ekonomi D-8 Kamis (19/12) berkumpul di Mesir untuk membahas ketegangan regional yang meningkat, termasuk perang Israel-Hamas, situasi di Lebanon, perkembangan belakangan ini di Suriah.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi termasuk di antara tokoh terkemuka pada pertemuan puncak itu, selain Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Pezeshkian menyerukan tindakan terpadu untuk menghentikan kekerasan di Gaza, mendesak negara-negara di kawasan Timur Tengah agar menekan Israel untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.
“Tidak ada jeda yang dapat diterima dalam menghadapi kejahatan dan invasi meluas ini,” kata Pezeshkian. “Langkah pertama adalah menekan rezim itu agar mencapai gencatan senjata di Gaza dan menghentikan serangan terhadap Lebanon dan Suriah.”
Pemimpin Iran itu juga menyatakan dukungan bagi rekonsiliasi Palestina, dengan mengatakan kesepakatan apa pun harus mencerminkan konsensus seluruh kelompok Palestina.
Sewaktu membahas krisis di Suriah, Erdogan mengkritik tindakan Israel di kawasan, termasuk keberadaannya di Dataran Tinggi Golan, dataran tinggi berbatu yang direbut Israel dari Suriah pada 1967 dan diduduki pada 1981. AS adalah satu-satunya negara yang mengakui kontrol Israel di sana; seluruh dunia menganggap kawasan Dataran Tinggi Golan yang diduduki sebagai wilayah Suriah.
“Setelah Lebanon, Suriah juga telah menjadi target ekspansionisme Israel,” kata Erdogan. “Kita harus bereaksi dengan lebih kuat lagi terhadap tindakan melanggar hukum ini yang mengancam stabilitas Suriah dan wilayah kita.”
Erdogan lebih jauh mendesak negara-negara Islam agar mengambil tindakan tegas terhadap Israel.
“Penting sekali untuk memberlakukan embargo senjata terhadap Israel, mengakhiri perdagangan dengan Israel, dan mengucilkannya secara internasional,” lanjutnya.
Pertemuan puncak itu berlangsung di tengah-tengah meningkatnya instabilitas regional. Di Suriah, pemberontak menggulingkan Presiden Bashar al-Assad awal bulan ini dan Israel merebut wilayah Suriah selatan di dekat Dataran Tinggi Golan. Erdogan menyerukan persatuan di antara rakyat Suriah dan menekankan perlunya rekonstruksi nasional.
Kelompok D-8, yang dibentuk pada 1997, terdiri dari Bangladesh, Mesir, Indonesia, Iran, Malaysia, Nigeria, Pakistan, dan Turki. Blok ini berfokus pada penguatan kerja sama ekonomi dan memperbaiki taraf hidup di seluruh negara anggotanya.
Para pemimpin mengakhiri pertemuan itu dengan seruan bagi tindakan kemanusiaan segera di Gaza, pemulihan stabilitas di Suriah dan Lebanon, serta kerja sama regional yang lebih kuat untuk menghadapi ketegangan yang kian meningkat. [uh/ab]
Forum