Pemimpin Korea Selatan dan Pemimpin Jepang menyatakan harapan untuk meningkatkan hubungan bilateral. Pernyataan itu disampaikan dalam pertemuan singkat Selasa (28/6) di sela-sela konferensi tingkat tinggi (KTT) Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) di Madrid, Spanyol.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida bertemu selama sekitar tiga sampai empat menit saat jamuan makan malam yang diselenggarakan oleh Raja Spanyol Felipe VI, menurut kantor kepresidenan Korea Selatan.
Yoon mengatakan kepada Kishida bahwa dia berencana untuk “menyelesaikan masalah yang tertunda antara Korea dan Jepang sesegera mungkin” sehingga kedua negara dapat “bergerak maju dengan berorientasi pada masa depan,” kata para pejabat Korea Selatan.
Kishida mengatakan dia berharap presiden Korea Selatan akan memulihkan “hubungan yang sangat parah” ke “negara yang sehat,” menurut kantor berita Jepang Kyodo.
Yoon dan Kishida, yang keduanya telah membawa negara masing-masing ke arah yang lebih pro-Barat, menghadiri KTT NATO sebagai pengamat. Ini adalah pertama kalinya pemimpin dari Korea Selatan dan Jepang menghadiri pertemuan puncak NATO.
Baik Korea Selatan maupun Jepang merupakan sekutu utama Amerika Serikat, tetapi acap kali saling curiga. Gejolak sesekali dalam perselisihan historis kedua negara tersebut telah menimbulkan tantangan besar bagi kerja sama trilateral dalam isu-isu seperti Korea Utara atau China.
Putaran ketegangan terbaru sebagian dipicu oleh putusan pengadilan Korea Selatan baru-baru ini yang memerintahkan perusahaan-perusahaan Jepang untuk memberi kompensasi kepada warga Korea yang menjalani kerja paksa selama pendudukan kolonial Jepang di Korea.
Jepang mengatakan masalah reparasi telah diselesaikan dengan perjanjian 1965 yang menormalkan hubungan Jepang-Korea Selatan. Disesalkan bahwa pemerintahan Korea Selatan berikutnya tidak menerima permintaan maaf dan berbagai upaya lebih lanjut Jepang untuk menebus kesalahan. [lt/ab]
Forum