Salah satu pemimpin partai sayap kanan yang ektrim, Alternative for Germany (AfD) pada hari Minggu (15/12) mengatakan bahwa Jerman harus mempertimbangkan kembali keanggotaannya dalam NATO jika aliansi militer pimpinan AS itu tidak mempertimbangkan kepentingan semua negara Eropa, termasuk Rusia.
“Eropa telah dipaksa untuk melaksanakan kepentingan Amerika. Kami menolak hal itu,” kata Tino Chrupalla dari AfD kepada harian Jerman, Welt. ”
NATO saat ini bukanlah aliansi pertahanan. Sebuah komunitas pertahanan harus menerima dan menghormati kepentingan semua negara Eropa - termasuk kepentingan Rusia,” kata Chrupalla.
“Jika NATO tidak dapat memastikan hal itu, Jerman harus mempertimbangkan sejauh mana aliansi ini masih berguna bagi kita,” tambahnya.
AfD yang beraliran ekstrem kanan dalam jajak pendapat memperoleh sekitar 18-19% suara menjelang pemilihan umum pada 23 Februari, setelah runtuhnya pemerintahan koalisi Kanselir Olaf Scholz pada bulan lalu.
Angka tersebut menempatkan partai ini di depan Partai Demokrat Sosial pimpinan Scholz dengan 16-17% dan hanya di belakang blok konservatif CDU-CSU, yang dalam jajak pendapat memperoleh sekitar 31-32% suara.
AfD memiliki peluang kecil untuk membentuk pemerintahan karena partai-partai lain telah mengesampingkan kerja sama dengan kelompok sayap kanan. Namun, partai ini bisa terus mendatangkan pemilih pada pemilu, setelah kemenangan penting di Thuringia, salah satu wilayah di Jerman timur yang dulunya merupakan wilayah komunis.
Partai sayap kanan ini telah menjadi pengecam keras dukungan militer Jerman untuk Ukraina dan telah menyampaikan untuk segera mengakhiri perang yang dipicu oleh invasi skala penuh Rusia pada tahun 2022.
“Pemerintah Jerman akhirnya harus sampai pada titik ingin mengakhiri perang,” kata Chrupalla, yang koleganya, Alice Weidel, akan memimpin AfD dalam pemillu sebagai kandidat kanselir partai. “Rusia telah memenangkan perang ini. Kenyataan telah menyadarkan mereka yang mengaku ingin membuat Ukraina memenangkan perang,” katanya.
Konflik di Ukraina akan menjadi salah satu tema utama kampanye, yang akan mencapai puncaknya pada peringatan tiga tahun invasi itu.
Scholz telah menjanjikan dukungan yang berkelanjutan untuk Ukraina namun ia juga menyarankan untuk berhati-hati, karena ia berharap dapat memanfaatkan sikap anti perang atau kekerasan di antara para pemilih, yang sangat kuat di bagian timur.
Kanselir Jerman telah menolak seruan untuk mengirim rudal jarak jauh yang dapat digunakan Kyiv untuk menyerang wilayah Rusia karena takut terseret ke dalam konflik, dan baru-baru ini memulai kembali kontak langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. [my/ab]
Forum