Pejabat-pejabat mengatakan sanksi ekonomi terhadap Iran diperkirakan akan dicabut segera sesuai kesepakatan nuklir yang dicapai tahun lalu di Wina, di mana Iran setuju untuk menghentikan program nuklirnya dengan imbalan pelonggaran sanksi-sanksi.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini mengatakan, "Saya memperkirakan pencabutan akan lebih cepat dilakukan dan pelaksanaan kesepakatan itu berjalan baik. Ini menggembirakan."
Media berita di Iran melaporkan, pejabat-pejabat berharap menon-aktifkan reaktor air berat Iran, Arak, dalam beberapa hari setelah laporan sebelumnya menyebutkan inti reaktor itu sudah diisi semen.
Tetapi, menurut sebagian analis, janji dalam kesepakatan nuklir dan upaya reformasi lain yang dipimpin Presiden Iran Hassan Rouhani dicemari krisis diplomatik antara Arab Saudi dan Iran.
Ali Vaez, analis senior International Crisis Group untuk Iran, mengatakan, "Menurut saya, Iran kini menyadari bahwa mereka masuk perangkap. Mereka menantikan saat dicabutnya sanksi-sanksi dan dilaksanakannya kesepakatan nuklir supaya Iran bisa keluar dari masalah dan menormalisasi hubungannya dengan dunia luar."
Arab Saudi dan sebagian sekutunya di Teluk memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran pekan lalu setelah kedutaan besar Arab Saudi di Iran diserang sebagai reaksi atas pelaksanaan eksekusi terhadap ulama Syiah terkemuka di Arab Saudi.
Arab Saudi, yang mayoritas penduduknya Sunni, dan Iran yang mayoritas penduduknya Syiah adalah saingan lama. Keduanya diyakini mendalangi perang di beberapa negara. Menurut analis, pejabat-pejabat Arab Saudi keberatan dengan kesepakatan nuklir Iran, karena semakin mendekatkan saingannya itu ke sekutu-sekutunya di Barat.
Serangan terhadap kedutaan dan keretakan diplomatik yang berkelanjutan memunculkan lagi bayangan dari tahun-tahun sebelumnya ketika kedutaan-kedutaan lain, termasuk Amerika dan Arab Saudi diserang di Iran, ujar Vaez.
Vaez menambahkan, "Dan kini tiba-tiba, Iran kembali dilihat sebagai negara yang menyerang kedutaan asing dan massa turun ke jalan-jalan Teheran, menyerukan 'kematian' bagi negara tertentu."
Tetapi tidak seperti serangan kedutaan di Iran pada masa lalu, Vaez mengatakan, pemerintah Iran mengutuk penyerang, dan kepala keamanan regional dipecat setelah insiden tersebut.
Iran juga telah mengambil langkah diplomatik guna memperbaiki hubungan itu, mengirim surat kepada Dewan Keamanan PBB tidak lama setelah serangan, mengungkapkan "penyesalan" dan bertekad akan mengadili pelaku.
Tetapi permintaan maaf itu tidak ada artinya, menurut Vaez, karena Iran meminta maaf kepada masyarakat internasional secara umum, tidak secara khusus ke Arab Saudi. [ka/jm]