Pejuang hak-hak pengungsi, Ian Rintoul, yang berbasis di Australia, mengatakan, lima pencari suaka dari Sri Lanka, Myanmar dan Iran, telah setuju menjadi di antara gelombang pertama yang meninggalkan Nauru, pulau di Samudera Pasifik.
Mereka akan berangkat ke Kambodja, di bawah sebuah persetujuan yang mengizinkan para pengungsi yang ditolak oleh Australia, untuk dimukimkan di negara Asia Tenggara itu.
Rintoul mengutarakan, hari Senin, belum seorang pun dari kelima pencari suaka tadi, yang pengajuan klaim mereka sebagai pengungsi, diterima. Tetapi, dia menduga proses tersebut akan dipercepat.
Persetujuan bilateral yang ditandatangani September lalu, mengatur bahwa mereka yang dimukimkan di Kambodja haruslah para pengungsi yang sungguh-sungguh bersedia bermigrasi di sana.
Menteri Imigrasi Australia, Peter Dutton, tidak bersedia mengungkapkan,bila pesawat pertama akan meninggalkan Nauru atau berapa banyak pengungsi yang akan berangkat. Kelompok-kelompok HAM telah mengecam kesepakatan itu, dengan menyatakan hal tersebut berbahaya bagi para pengungsi.