Bentrokan besar berkobar hari Senin di kota Bani Walid di Libya ketika pendukung mantan pemimpin Moammar Gaddafi berusaha merebut kota itu, menewaskan sedikitnya empat pejuang pendukung pemerintahan baru negara itu.
Para warga mengatakan kedua pihak bertempur menggunakan granat roket dan senjata anti-tank. Bentrokan dilaporkan mulai ketika pendukung Gaddafi, yang marah mengenai penangkapan beberapa rekan mereka, menyerang pejuang revolusioner di kota itu.
Media Libya mengutip jurubicara dewan lokal Bani Walid, Mahmoud al-Warfali, yang mengatakan pendukung Gaddafi merebut kendali sebagian besar wilayah Bani Walid dan bahwa bendera berwarna hijau, spanduk pemerintahan sebelumnya, terlihat berkibar di jalan-jalan.
Pejabat-pejabat tinggi Libya mengukuhkan berbagai laporan pertempuran di kota yang terletak sekitar 140 kilometer tenggara ibukota, Tripoli, tetapi mengatakan bentrokan mungkin terjadi karena “masalah internal.” Seorang komandan revolusioner mengatakan puluhan tentara bala bantuan dikerahkan ke Bani Walid untuk mengamankan kota itu.
Berkobarnya kekerasan segera membuat milisi pro-pemerintah di Tripoli, Misrata dan Benghazi mengumumkan kesiap-siagaan untuk mengamankan berbagai jalan masuk ke kota-kota itu.
Bani Walid – pusat suku Warfallah yang berpengaruh – adalah satu dari sejumlah kota terakhir di Libya yang menyerah kepada revolusi anti-Gaddafi tahun lalu. Banyak warga disana menentang pemerintahan baru negara itu.