Korea Utara menembakkan beberapa misil jarak pendek, Kamis (3/3), dalam apa yang dianggap sebagai tindak pembangkangan terhadap sanksi-sanksi diperluas yang disetujui dengan suara bulat oleh Dewan Keamanan PBB.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan menyatakan sedang menyelidiki insiden tersebut. Belum jelas berapa misil yang ditembakkan atau apakah itu berupa misil jarak pendek. Namun kementerian tersebut menyatakan misil itu terbang 100 hingga 150 kilometer sebelum jatuh ke Laut Timur (yang juga dikenal sebagai Laut Jepang).
Provokasi semacam ini bukannya tidak diduga atau tidak pernah terjadi sebelumnya. Korea Utara memiliki riwayat menyatakan tentangannya terhadap teguran internasional melalui unjuk kekuatan, bukannya melalui saluran-saluran diplomatik tradisional.
Resolusi baru PBB yang menetapkan hukuman terhadap Korea Utara terkait uji coba nuklir terbaru dan peluncuran misil jarak jauhnya itu mendapat dukungan lebih dari 50 negara, tetapi lebih banyak dirundingkan antara Amerika Serikat dan China.
China adalah sekutu terdekat dan mitra dagang terbesar Korea Utara. Hampir 90 persen perdagangan Korea Utara berlangsung melalui China.
Efektivitas sanksi-sanksi PBB akan sangat tergantung pada penerapan dan penegakannya oleh Beijing. [uh/ab]