Para kuasa hukum seorang perempuan El Salvador yang diperintahkan untuk dideportasi oleh Jaksa Agung Jeff Sessions mengatakan, mereka menantang keputusan yang dapat mencegah puluhan ribu imigran mendapat suaka di Amerika.
Dalam pernyataan yang telah memicu kecaman luas di kalangan pendukung hak imigrasi, Sessions, Senin (11/6/2018), membatalkan pemberian suaka pada 2016 kepada perempuan yang telah disiksa oleh suaminya. Sessions memutuskan bahwa korban kekerasan dalam rumah tangga pada umumnya tidak memenuhi syarat untuk mendapat suaka di AS.
Walaupun keputusan itu berlaku untuk semua pencari suaka atas dasar kekerasan dalam rumah tangga dan geng, para pemohon dari Meksiko dan negara-negara Amerika Tengah seperti El Salvador, Guatemala dan Honduras, bisa paling terkena dampaknya, kata para pendukung.
Penduduk dari keempat negara itu menyumbang 35 persen dari seluruh pemohon suaka yang mengajukan permohonan kepada kantor Layanan Kewarganegaraan dan Imigrasi AS pada Maret.
Meskipun Sessions mengarahkan keputusannya pada hakim-hakim imigrasi, akibatnya dapat dirasakan di luar sistem pengadilan, kata Direktur Pusat Studi Gender & Pengungsi Universitas California, Blaine Bookey, yang mewakili perempuan Salvador itu.
Peningkatan dalam penolakan kasus suaka itu bisa bertambah cepat, katanya. "Keputusan ini memberi dukungan lebih lanjut kepada petugas yang tidak mau mengakui klaim tertentu."
Namun dia mengatakan, keputusan Jaksa Agung Sessions dalam kasus ini belum tentu keputusan akhir. [ps/ii]