Pengamat ekonomi dari lembaga kajian ekonomi, INDEF, Fadil Hassan berpendapat ada beberapa langkah yang dapat dilakukan pemerintah untuk menyelamatkan anggaran negara dari beban subsidi terutama subsidi BBM. Selain pembatasan penggunaan BBM bersubsidi, menaikkan harga BBM menurutnya juga merupakan langkah tepat.
Jika pemerintah tidak ingin terjadi perlawanan frontal dari masyarakat apabila harga BBM bersubsidi naik, maka menerapkan aturan flesikbel juga bisa dilakukan. Ia berpendapat pemerintah harus mulai berani menyampaikan kepada masyarakat bahhwa harga BBM bersudsidi akan mengikuti harga minyak mentah dunia. Tapi, pada saat yang sama, pemerintah juga harus bersedia menurunkan harga BBM bersubsidi jika harga minyak mentah dunia kembali turun.
“Ke depannya, sudah harus dibiasakan ada kenaikan otomatis harga BBM di dalam negeri sebagai akibat dari kenaikan harga BBM internasisonal, jadi tidak lagi ada satu kebijakan yang sifatnya mendadak," usul Fadil.
Fadil Hassan juga merasa heran bahwa, menurutnya, setelah pembatasan penggunaan BBM bersubsidi batal diterapkan, pemerintah tidak segera mencari solusi lain sementara harga minyak mentah dunia cenderung naik.
Sebelumnya, pemerintah menegaskan belum akan menaikkan harga BBM bersubsidi. Menko Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan untuk sementara pemerintah lebih memilih mengupayakan langkah lain selain menaikkan harga BBM bersubsidi.
“Kita harus habis-habisan menggenjot produksi kita. Angka 970.000 barel per hari harus tercapai dan kita juga harus meningkatkan produksi gas. Diversifikasi energi menjadi harus menjadi perhatian penting kita," tutur Fadil. "Gas adalah salah satu alternatif yang harus kita kembangkan ke depan ini.”
Kalangan pengamat menilai defisit anggaran akan bertambah sekitar 18 triliun rupiah jika harga minyak mentah dunia berada di kisaran 100 dolar Amerika per barel. Defisit anggaran negara 2011 semula ditetapkan sebesar 115,6 triliun. Dalam anggaran negara tahun ini, pemerintah mengasumsikan harga minyak mentah dunia di kisaran 80 dolar Amerika per barel dan anggaran subsidi BBM sekitar 95 triliun rupiah.