Tautan-tautan Akses

Penghitungan Awal Resmi Kukuhkan Kemenangan Pemimpin Populis Serbia


Presiden Serbia dan kandidat presiden Aleksandar Vucicdalam konferensi pers setelah mengklaim kemenangan dalam pemilihan presiden di Beograd, Serbia, Minggu, 3 April 2022. (Foto AP/Darko Vojinovic)
Presiden Serbia dan kandidat presiden Aleksandar Vucicdalam konferensi pers setelah mengklaim kemenangan dalam pemilihan presiden di Beograd, Serbia, Minggu, 3 April 2022. (Foto AP/Darko Vojinovic)

Penghitungan awal resmi dari pemilihan nasional Serbia hari Senin (4/4) mengukuhkan kemenangan telak Presiden

dan partai populisnya, sekutu-sekutu penting Rusia di kawasan Balkan yang bergejolak dan di Eropa.

Vucic mencatat kemenangan langsung dalam pemilihan presiden hari Minggu dengan dukungan sekitar 60 persen pemilih, sementara Partai Progresif Serbia pimpinannya meraih 43 persen suara, menurut penghitungan yang hampir tuntas oleh otoritas pemilu negara.

Hasil ini menunjukkan bahwa tidak perlu ada pemilihan putaran kedua dalam pemilihan presiden dan partai Vucic akan dapat membentuk pemerintah Serbia mendatang dalam koalisi dengan mitra-mitra junior di parlemen yang beranggotakan 250 orang itu.

Kelompok oposisi utama, United for Serbia’s Victory, membuntuti partai populis itu dalam pemilihan legislatif dengan perolehan sekitar 13 persen suara. Menurut hasil resmi, kandidat presiden kelompok tersebut, Zdravko Ponos meraih 17 persen.

Meskipun tertinggal jauh secara nasional, kelompok-kelompok oposisi tampaknya bersaing ketat dengan kelompok populis di ibu kota, Beograd, di mana surat suara masih dihitung.

Baik kelompok-kelompok oposisi dan pemantau independen telah mencatat serangkaian pelanggaran dan insiden, termasuk dengan kekerasan. Kelompok populis yang berkuasa telah membantah ada manipulasi suara atau menekan pemilih.

Sejak partainya berkuasa pada tahun 2012, Vucic secara bertahap telah menekan media dan institusi utama, dan mengambil kendali sepenuhnya bertahun-tahun kemudian. Vucic, seorang mantan ultranasionalis, pernah menjabat sebagai menteri pertahanan, perdana menteri dan presiden.

Menggambarkan dirinya sebagai penjamin perdamaian dan stabilitas di tengah-tengah perang di Ukraina, Vucic telah menolak untuk bergabung dalam menerapkan sanksi-sanksi Barat terhadap Rusia, meskipun Serbia secara resmi ingin bergabung menjadi anggota Uni Eropa.

Tingkat partisipasi pemilih kali ini mendekati 60 persen, lebih tinggi daripada pemilu-pemilu terdahulu. [uh/ab]

Recommended

XS
SM
MD
LG