Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan upaya pengiriman alat-alat berat berupa excavator dan dump truk ke Kabupaten Lembata dan Alor faktor melalui jalur laut masih belum dapat dilakukan karena terkendala ombak tinggi. Alat-alat berat itu sangat dibutuhkan untuk memudahkan tim penyelamat mencari korban banjir bandang yang diduga tertimbun material batu-batu besar. Jumlah korban hilang di Kabupaten Lembata berjumlah 35 jiwa, sedangkan di Alor korban hilang mencapai 20 jiwa.
“Cuaca yang juga masih belum begitu bagus karena sejumlah kapal yang mengangkut alat berat ini tidak bisa berlayar. Mudah-mudahan cuaca malam ini semakin baik sehingga alat berat bisa dikirim dari Larantuka ke Pulau Adonara,” kata Doni Monardo dalam keterangan pers Rabu (7/4) malam.
Upaya pencarian korban hilang juga akan melibatkan unit satwa anjing penyelamat (SAR Dog) yang dikirim oleh Mabes Polri menuju Nusa Tenggara Timur.
“Di mana kalau kita lihat masih ada 61 warga yang belum ditemukan, sebagian besar berada di tempat-tempat yang relatif sulit mengingat bebatuan yang sangat besar sehingga dibutuhkan kemampuan dari tim satwa ini dan juga dari alat berat yang tersedia,” jelas Doni.
Sedikitnya 138 orang meninggal, 129 luka-luka dan 61 orang hilang dalam musibah bencana awal pekan ini.
Personel Basarnas di NTT Ditambah
Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Henri Alfiandi mengungkapkan pihaknya pada hari Rabu (7/4) telah menambah jumlah personel Basarnas sebanyak 50 orang yang dikirim dari Jakarta dan Makassar menuju lokasi bencana di NTT. Diakuinya upaya pencarian korban dihadapkan dengan keberadaan batuan-batuan besar yang sebelumnya terbawa longsor dalam peristiwa banjir bandang.
“Batunya memang besarannya tidak memungkinkan untuk kita pindah dengan tenaga manusia, jadi kita berupaya mencari celah-celah, mudah-mudahan pencarian secara manual ini bisa menampakkan hasil,” kata Henri Alfiandi yang juga berharap cuaca dapat segera membaik agar alat-alat berat dapat segera dikirim untuk menemukan para korban.
BMKG: Siklon Seroja Melemah
Dwikorita Karnawati, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menuturkan seiring dengan semakin menjauhnya siklon tropis seroja yang bergerak ke Samudera Hindia, sebelah barat Australia, maka pengaruh siklon Seroja terhadap cuaca di NTT akan semakin melemah.
“Jadi pointnya Nusa Tenggara Timur intensitas hujannya sudah mulai menurun yang sebelumnya sangat lebat, kemudian menurun menjadi lebat dan saat ini -intensitas- sedang dan juga diharapkan nanti segera berkembang menjadi ringan,” kata Dwikora. [yl/em]