Ratusan pengungsi Afghanistan dan pencari suaka yang tinggal di Indonesia berunjuk rasa di depan kantor badan pengungsi PBB di Jakarta pada hari Senin (15/11) untuk mendesak para pejabat agar mempercepat pemukiman mereka.
Mereka memegang spanduk besar bertuliskan “Keluarga kami dalam bahaya. Tolong bertindak sekarang” dan “Mukimkan pengungsi dan selamatkan nyawa” dalam demonstrasi di depan kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi.
Sebagian pengunjuk rasa telah tinggal di Indonesia selama satu dekade.
Syifa Said, yang tiba di Indonesia pada tahun 2011, mengatakan bahwa dia terkadang merasa tidak punya harapan lagi untuk hidup.
“Kadang-kadang saya ingin bunuh diri ketika melihat anak-anak saya. Mereka tidak punya masa depan,” katanya.
Indonesia bukan penandatangan Konvensi Pengungsi PBB, dan pemerintah tidak mengizinkan pencari suaka untuk bekerja atau memiliki akses ke sekolah dan rumah sakit umum.
Pada Desember 2020, tercatat hampir 14.000 pengungsi dari 50 negara di Indonesia, sebagian besar warga Afghanistan.
Banyak pencari suaka melarikan diri ke Indonesia sebagai batu loncatan untuk mencapai Australia dengan perahu. Namun sejak 2013, pemerintah Australia mengirim kembali kapal-kapal tersebut ke perairan Indonesia. [lt/uh]