Penuntut pemakzulan mantan Presiden Trump menyelesaikan penyampaian kasus mereka, Kamis (11/2). Mereka mengutip berbagai perusuh yang menyerang Gedung Kongres Amerika - Capitol Hill dan mengatakan, mereka bertindak demikian setelah Trump menuntut mereka mengkonfrontir anggota Konges yang hendak menyertifikasi kemenangan Biden dalam pemilu November.
Diana DeGette, anggota DPR dari Colorado, salah satu anggota pengacara pemakzulan, mengatakan, perusuh “yakin panglima tertinggi memerintahkan langkah ini pada mereka. Perusuh menjelaskan kepada polisi bahwa mereka sekadar mematuhi perintah presiden.”
“Perusuh tidak mengarang cerita,” katanya. “Mereka disuruh Trump untuk fight like hell atau bertempur mati-matian. Mereka pergi ke Capitol karena presiden menyuruh mereka.”
De Gette memutar beberapa wawancara televisi di mana pemrotes mengatakan, mereka pergi ke Capitol, lambang demokrasi Amerika, karena Trump memerintahkan mereka.
Seorang pengacara pemakzulan lainnya, Ted Lieu, anggota DPR dari California, menegaskan, Trump tidak “menunjukkan penyesalan” atas kekacauan mematikan pada 6 Januari itu, ketika perusuh memorakmoranda Capitol, memecah kaca jendela, menghancurkan kantor-kantor di Kongres, dan berkelahi dengan polisi. Lima tewas, termasuk petugas polisi Capitol yang kematiannya diselidiki dan diperlakukan sebagai kejahatan pembunuhan.
Sesi Kamis itu datang setelah beberapa anggota Kongres mengatakan kepada reporter bahwa mereka terguncang oleh tayangan video yang belum pernah diperlihatkan, di mana tampak adegan-adegan ketika puluhan anggota Kongres harus bergegas lari karena perusuh sudah masuk Gedung Capitol.
Tetapi belum ada petunjuk bahwa pendukung Trump dari Partai Republik di Senat berbalik sikap terhadap Trump. Trump, yang meninggalkan Gedung Putih menjelang pelantikan Biden pada 20 Januari, tampaknya akan dibebaskan dari segala tuduhan. [jm/ka]
