Perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat mengurangi pemutusan hubungan kerja pada Desember, dengan jumlah paling sedikit yang diumumkan sejak bulan Juli. Meskipun begitu, total PHK pada 2023 merupakan yang tertinggi sejak tahun 2020, ketika muncul pandemi COVID-19. Angka-angka itu dipaparkan dalam sebuah laporan yang dirilis pada Kamis.
Total PHK yang diumumkan adalah 34,817 pada Desember 2023, turun 24 persen dari 45,510 pada November, menurut data yang dirilis oleh perusahaan penempatan tenaga kerja Challenger, Gray & Christmas. Angka PHK yang diumumkan ini turun 20 persen dibanding Desember 2022.
Total jumlah PHK yang diumumkan selama 2023, meningkat sekitar dua kali lipat dari 2022 menjadi lebih dari 720 ribu. Ini merupakan angka tertinggi sejak 2020, ketika lebih dari 2 juta orang dilaporkan mengalami PHK saat itu, kata laporan tersebut.
“PHK mulai menurun, dan perekrutan tenaga kerja tetap stabil menjelang akhir tahun 2023,” kata Andy Challenger, pakar ketenagakerjaan dan perburuhan, serta Wakil Presiden Senior Challenger, Gray & Christmas, Inc.
“Meskipun demikian, biaya tenaga kerja masih tinggi. Pengusaha masih sangat berhati-hati dan melakukan pemotongan anggaran memasuki 2024, sehingga proses perekrutan kemungkinan akan melambat bagi banyak pencari kerja dan pengurangan akan terus berlanjut pada kuartal pertama, meskipun dengan kecepatan yang lebih lambat,” tambah Challenger.
Industri teknologi dan ritel mencatat jumlah PHK terbanyak pada 2023, dengan pengusaha paling sering menyebutkan ketidakpastian ekonomi dan penutupan bisnis, unit, atau toko-toko sebagai alasan PHK. Pengusaha di industri teknologi mengumumkan 168.032 PHK setiap tahunnya, sedikit di bawah rekor sektor ini sebesar 168.395 yang terjadi pada tahun 2001. (ns/jm)
Forum