Bagi mereka yang cukup beruntung bisa bertahan hidup dari infeksi virus Ebola, masih akan menghadapi banyak masalah kesehatan. Penelitian baru mengatakan, 80 persen korban yang selamat dari Ebola menderita cacat satu tahun setelah dipulangkan dari rumah sakit.
Wabah Ebola tahun 2014 sampai 2016 menewaskan sekitar 11.000 orang. Tetapi puluhan ribu yang terinfeksi selamat. Namun, itu tidak berarti hidup mereka kembali normal. Sebenarnya, bagi banyak dari mereka, justru sebaliknya.
Dr. Janet Scott adalah dosen klinis farmakologi dan penyakit menular di Universitas Liverpool, dan salah satu penulis senior penelitian ini. Peneliti di universitas dan di Liverpool School of Tropical Medicine sedang mempelajari apa yang disebut Pasca sindrom Ebola.
“Begitu pasien dipulangkan dari pusat perawatan, mereka selamat. Tetapi itu bukanlah akhir dari penyembuhan. Kami mendapati, cukup banyak pasien kami yang kembali dengan berbagai macam rasa sakit, nyeri dan masalah,” kata Dr. Scott.
Itu termasuk sakit kepala yang berlangsung selama berbulan-bulan dan masalah penglihatan. Peneliti mengamati pasien yang sudah dipulangkan beberapa Minggu, mulai merekam dampak pasca-Ebola. Tetapi mengapa orang yang selamat mengalami gangguan seperti itu?
"Itu pertanyaan yang sangat bagus. Dan saya tidak yakin kami sudah meneliti sampai di sana. Gagasan bahwa kita mengalami sesuatu yang mengerikan seperti Ebola dan tanpa efek sampingan apa-apa, itu adalah harapan yang muluk. Jadi, bisa saja itu adalah respon peradangan. Bisa juga kerusakan otot dan kadang-kadang itu adalah masih adanya virus dalam tubuh. Bisa saja itu merupakan kombinasi dari semua hal itu," tambahnya.
Scott mengatakan, masalah-masalah yang ditemukan di mata para korban yang selamat dari Ebola dapat memberi petunjuk tentang apa yang terjadi di bagian tubuh lainnya.
“Mereka menunjukkan beberapa bekas luka yang menyolok. Jadi, pasti ada jaringan bekas luka di sana. Kita bisa melihatnya di mata. Kita tidak bisa melihatnya di bagian tubuh lainnya, tapi saya yakin itu ada di bagian tubuh lainnya, karena pasien mengalami masalah yang sangat besar. Jadi, pasti ada sesuatu yang terjadi,” lanjut Scott.
Cacat-cacat itu juga dilaporkan terjadi pada wabah Ebola di masa lalu. Tetapi sangat kecil dibandingkan dengan wabah di Afrika Barat dan hanya sedikit yang selamat. Jadi, peneliti tidak dapat melakukan penelitian besar dan jangka panjang terhadap efek pasca Ebola.
Penelitian di mana Dr. Scott mengambil bagian dipimpin oleh Dr. Soushieta Jagadesh dari Liverpool School of Tropical Medicine. Dia mengatakan, "setahun setelah penyakit akut, orang-orang yang selamat dari virus Ebola Afrika Barat, mempunyai kemungkinan lebih tinggi menderita gangguan dari segi mobilitas, kognisi dan penglihatan". Dia menambahkan, "masalah seperti kecemasan dan depresi juga ada pada yang selamat dan hal itu tidak boleh diacuhkan." [ps/jm]