Bagi perempuan Saudi, melarikan diri dapat menjadi soal hidup dan mati, dan mereka melakukannya hampir selalu untuk menyelamatkan diri dari anggota keluarga pria.
Berdasarkan penafsiran konservatif hukum Islam, sistem bimbingan pria melarang wanita bepergian ke luar negeri, memperoleh paspor, menikah atau bahkan keluar dari penjara tanpa izin dari anggota keluarga pria.
Misteri mengenai apa yang menyebabkan seruan pertolongan oleh Dina Ali Lasloom hanya menambah keprihatinan akan keselamatannya. Dalam video yang sudah menjadi viral, perempuan yang berusia 24 tahun itu mengatakan paspornya disita darinya di bandara di Filipina dalam perjalanan ke Australia pekan lalu.
“Kalau keluarga saya datang, mereka akan membunuh saya. Kalau saya pulang ke Arab Saudi, saya akan mati. Tolong bantu saya,” katanya menghimbau dalam video tersebut.
Dengan mengenakan mantel krem, perempuan itu tidak menunjukkan wajahnya dalam video itu. Sebagian besar perempuan di Arab Saudi menutupi wajah mereka dengan jilbab. Banyak melakukannya karena yakin itu adalah kewajiban agama, disamping menutupi rambut dan tubuh. Sebagian juga menutupi wajah mereka karena tekanan sosial.
“Saya ditahan di sini sebagai seorang penjahat. Saya tidak dapat melakukan apapun,” kata Lasloom dalam video itu. Associated Press tidak dapat secara independen memeriksa keaslian video itu.
Para pembela hak wanita di Arab Saudi mengatakan Lasloom akhirnya dipaksa menaiki pesawat ke kerajaan itu bersama dua orang pamannya, yang datang dari Riyadh untuk menghentikannya. Mereka mengatakan pihak berwenang kemudian membawanya ke tempat perlindungan perempuan karena luasnya perhatian pada kasusnya.
Namun, dia tidak bisa keluar tanpa izin pria pembimbing. Para aktivis mengatakan hanya pejabat dan sanak saudara dapat menghubunginya di sana. [gp]