Tautan-tautan Akses

Persaingan China-Eropa Memanas di Pameran Mobil Paris di Tengah Isu Tarif Kendaraan Listrik


Mobil prototipe Alpine Alpenglow Hy6 dipamerkan di Paris Auto Show 2024 di Paris, Prancis, 14 Oktober 2024. (Benoit Tessier/REUTERS)
Mobil prototipe Alpine Alpenglow Hy6 dipamerkan di Paris Auto Show 2024 di Paris, Prancis, 14 Oktober 2024. (Benoit Tessier/REUTERS)

Produsen mobil China dan Eropa bersaing di pameran mobil Paris, Senin (14/10), seiring meningkatnya ketegangan antara keduanya karena Uni Eropa akan memberlakukan tarif impor yang tinggi untuk kendaraan listrik China. Industri kendaraan listrik juga tengah menghadapi permintaan yang lemah.

Acara tahun ini, yang merupakan pameran mobil terbesar di Eropa, digelar pada saat yang genting. Produsen mobil Eropa yang sedang terpuruk perlu membuktikan bahwa mereka masih mampu bersaing, sementara kompetitor mereka, China, berupaya memijakkan kakinya di pasar yang kompetitif itu.

Namun, mereka memiliki kesamaan: para petinggi kedua wilayah itu memperingatkan tentang bahaya tarif Uni Eropa.

“Siapa yang membayar tarif? Konsumen. Jadi, hal ini membuat orang-orang sangat khawatir. Ini akan mengurungkan niat orang yang berpenghasilan lebih rendah untuk membeli,” kata Stella Li, wakil presiden eksekutif perusahaan mobil listrik BYD asal China, kepada Reuters.

Sementara itu, CEO Stellantis Carlos Tavares memperingatkan tarif tersebut akan mendorong produsen mobil China untuk mendirikan pabrik di Eropa, yang akan menyebabkan kelebihan kapasitas di kawasan tersebut dan menyebabkan sejumlah produsen lokal menutup pabrik mereka.

Sebuah mobil BYD YangWang U8 dipamerkan di Paris Auto Show 2024 di Paris, Prancis, 14 Oktober 2024. (Benoit Tessier/REUTERS)
Sebuah mobil BYD YangWang U8 dipamerkan di Paris Auto Show 2024 di Paris, Prancis, 14 Oktober 2024. (Benoit Tessier/REUTERS)

Sembilan merek China, termasuk BYD dan Leapmotor, akan meluncurkan model terbaru mereka pada acara itu tahun ini, menurut CEO pameran mobil Paris, Serge Gachot. Hanya sekitar seperlima dari merek-merek China yang hadir, berkat performa industri otomotif Eropa yang lebih kuat, bukti determinasi Eropa dalam mempertahankan industri kawasannya.

Produsen mobil listrik China seperti BYD sejauh ini mematok harga kendaraan mereka sedikit di bawah harga yang dibandrol pesaing mereka di Eropa, sehingga mereka lebih unggul. Hal itu juga akan membantu mengimbangi margin yang lebih rendah di dalam negeri. Layaknya produsen mobil Jepang dan Korea Selatan yang telah masuk Eropa sebelum mereka, BYD juga menawarkan spesifikasi yang lebih baik dan menawarkan lebih banyak fitur.

Namun, bahkan BYD, yang telah menjual mobil listrik di sebagian besar kawasan Eropa dan mensponsori kejuaraan sepak bola Eropa musim panas ini, belum terlalu dikenal di sana, sehingga mereka berharap dapat membuat gebrakan dengan SUV listrik Sea Lion 07 yang akan diluncurkannya.

Penjualan kendaraan penumpang di China naik 4,3 persen pada bulan September dari tahun lalu, mengakhiri periode penurunan penjualan selama lima bulan, dengan dorongan dari subsidi pemerintah untuk mendorong trade-in (tukar tambah) sebagai bagian dari paket stimulus yang lebih luas. Penjualan mobil listrik di Eropa mencapai titik terendahnya dalam tiga tahun terakhir pada bulan Agustus. [br/lt]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG