Presiden Amerika Barack Obama dan senator kunci fraksi Republik mengakhiri pembicaraan singkat di Gedung Putih hari Selasa dengan berbeda sikap mengenai siapa yang seharusnya mengisi kursi Mahkamah Agung yang kini kosong setelah kematian mendadak Hakim Agung Antonin Scalia.
Obama berunding dengan Ketua Mayoritas Senat Mitch McConnell dan Ketua Komisi Kehakiman Chuck Grassley di Oval Office, bersama anggota terkemuka fraksi Demokrat, Wakil Presiden Joe Biden, Ketua Minoritas Senat Harry Reid dan Senator Patrick Leahy.
Perbedaan pendapat wajar antara kedua partai politik utama Amerika mengenai nominasi Mahkamah Agung menuai ketegangan baru tahun ini karena diperkirakan hakim agung baru akan menentukan keseimbangan ideologis mahkamah, baik ke konservatif maupun liberal. Dan secara spesifik kapan dan bagaimana Senat harus mempertimbangkan nominasi baru ini dipersulit fakta bahwa ini adalah tahun pemilihan presiden.
Obama, yang akan menjabat sampai Januari 2017, mengatakan adalah tanggungjawab konstitusionalnya memilih calon Hakim Agung segera, dan Senat yang dikuasai Partai Republik wajib mengadakan sidang pengukuhan atas pilihannya. Banyak anggota fraksi Republik bersikeras lowongan di mahkamah agung seharusnya tidak diisi sampai setelah pemilu November nanti, dan mereka menyatakan tidak akan mempertimbangkan, bahkan tidak bersedia mengadakan pertemuan informal dengan siapa orang yang dicalonkan Obama.
Senator fraksi Demokrat Reid dan Leahy menuduh fraksi Republik hendak mempolitisasi pengadilan tinggi negara itu. Meskipun fraksi Republik "bersikeras" tidak akan mengadakan sidang, Reid berpendapat, berdasar Konstitusi Senat "wajib mengadakan sidang dan wajib memilih setuju atau menentang pilihan presiden untuk menjadi hakim agung." [ka/al]