Tautan-tautan Akses

Pertambahan Kasus Corona Mengecil, Selandia Baru Longgarkan Restriksi


Warga di pinggiran kota Christchurch, Selandia Baru, mengobrol sambil mempraktikkan jaga jarak untuk mencegah penyebaran virus corona, 5 April 2020. (Foto: dok).
Warga di pinggiran kota Christchurch, Selandia Baru, mengobrol sambil mempraktikkan jaga jarak untuk mencegah penyebaran virus corona, 5 April 2020. (Foto: dok).

Selandia Baru melangkah ke tahap baru dengan keluar dari aturan lockdown yang ketat pada hari Senin (27/4), dengan dibukanya kembali sejumlah sekolah dan bisnis.

Pemerintah melaporkan hanya lima kasus dan PM Jacinda Ardern mengatakan pihak berwenang akan terus menangani penularan baru. Selandia Baru mencatat 1.100 kasus terkonfirmasi dan 19 kematian akibat virus corona.

“Tidak ada penularan di tengah masyarakat yang meluas dan tidak terdeteksi di Selandia Baru,” kata Ardern. “Kita telah memenangkan pertempuran itu.”

Pelonggaran restriksi ini akan memungkinkan sekitar 400 ribu orang kembali bekerja.

Telah satu bulan sejak Selandia Baru mendesak orang-orang untuk tinggal di rumah dan memerintahkan semua bisnis yang tidak esensial untuk ditutup. Ardern mengatakan terlalu dini untuk menyatakan kapan negaranya tidak mengalami kasus penularan COVID-19 lagi, suatu langkah yang diperlukan untuk memulai kembali aktivitas normal di negara itu.

Sementara itu, negara tetangga Selandia Baru, Australia, mulai membuka aktivitas di sana dengan strategi antara lain menggunakan aplikasi ponsel pintar. Aplikasi ini dimaksudkan untuk membantu petugas layanan kesehatan dan pemerintah negara bagian melacak kontak dekat orang-orang yang tes virus coronanya positif.

Pelacakan semacam itu membantu pihak berwenang mengetahui siapa yang harus melakukan isolasi mandiri dan siapa yang mungkin perlu dites untuk mencegah penularan lebih lanjut.

Menteri Kesehatan Greg Hunt, Senin (27/4) menyatakan hampir 2 juta warga Australia telah mengunggah aplikasi tersebut.

Sebagian negara yang paling terdampak oleh pandemi itu, Minggu (26/4) melaporkan penurunan dalam jumlah kematian harian. Italia, Spanyol dan Inggris menyatakan jumlah kematian itu yang terendah dalam waktu sekitar satu bulan ini.

Inggris menyambut PM Boris Johnson yang kembali bekerja setelah ia menjadi pemimpin dunia pertama yang terjangkit COVID-19 dan melewatkan beberapa hari di unit perawatan intensif.

Ia berbicara di luar kantornya di Downing Street, dengan mengatakan meskipun ia memahami ketidaksabaran dan kecemasan yang dirasakan orang-orang, melonggarkan restriksi sekarang ini akan menimbulkan risiko “gelombang baru kematian dan penyakit” yang akan semakin merusak perekonomian.

“Saya menolak menyingkirkan semua upaya dan pengorbanan rakyat Inggris dan mengambil risiko menghadapi wabah besar kedua, besarnya korban jiwa dan kewalahannya layanan kesehatan nasional,” ujarnya. “Saya meminta Anda untuk menanggulangi ketidaksabaran Anda, karena saya percaya kita sekarang memasuki akhir tahap pertama wabah ini. Dan terlepas dari semua penderitaan itu, kita hampir berhasil.”

Sementara itu Italia akan melonggarkan aturan lockdown yang ketat mulai pekan depan.

PM Giuseppe Conte mengatakan rakyat akan diizinkan untuk mengunjungi kerabat mereka dalam kelompok-kelompok kecil, tetapi mereka akan diharuskan mengenakan masker. Taman-taman akan buka, tetapi sekolah tetap tutup hingga September.

Conte menyatakan belum ada keputusan mengenai kapan akan memulai kembali musim pertandingan sepak bola Seri A, tetapi para pemain dapat mulai berlatih sendiri-sendiri pada 4 Mei dan tim dapat mulai berkumpul untuk berlatih pada 18 Mei.COVID-19 telah menyebabkan sekitar 27 ribu kematian di Italia.

Wabah ini telah menghentikan pertandingan liga-liga olahraga di seluruh dunia, dan salah satu cara atlet dan fans mereka menghadapinya adalah berpaling ke video game.

Rafael Nadal, Andy Murray, Caroline Wozniacki dan Karolina Pliskova termasuk di antara petenis profesional yang berpartisipasi dalam turnamen amal selama empat hari yang ditayangkan langsung melalui streaming.

Mereka bertanding dalam video game "Tennis World Tour" berhadiah 162 ribu dolar yang akan diberikan untuk upaya-upaya bantuan terkait virus corona dan untuk membantu para petenis berperingkat lebih rendah yang membutuhkan bantuan keuangan sewaktu pertandingan regular dihentikan.

Menurut data dari Johns Hopkins University, kasus virus corona terkonfirmasi di seluruh dunia kini mendekati 3 juta dengan kematian lebih dari 206 ribu orang. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG