Pejabat dari kedua pemerintahan Libya yang bersaing mengatakan, pertempuran meletus hari Minggu (26/1) untuk merebut kota Misrata di bagian barat, dan sekaligus merusak gencatan senjata yang dimulai pertengahan bulan ini.
Bentrokan dimulai hanya beberapa jam setelah PBB mengecam pelanggaran terang-terangan atas embargo senjata bagi kedua pihak oleh sejumlah negara yang tidak disebutkan namanya.
Pelanggaran itu bertentangan dengan janji-janji yang dikeluarkan dalam sebuah konferensi internasional di Berlin untuk menghormati embargo senjata.
Libya terpecah menjadi dua bagian, yang masing-masing didukung oleh sejumlah kelompok milisi bersenjata dan para pendukungnya di luar negeri.
PBB mengakui pemerintahan di Libya Timur di bawah Perdana Menteri Fayez Sarraj yang didukung Turki, Qatar dan Italia.
Pemerintah saingannya berpusat di bagian timur pimpinan Jenderal Khalifa Haftar yang mendapat bantuan dari Emirat Persatuan Arab, Mesir, Perancis dan Rusia. (ii/jm)