Pertempuran terus berkecamuk di Filipina selatan hari Minggu (15/9) , ketika pasukan pemerintah berusaha merebut kembali posisi-posisi pemberontak setelah terjadi bentrokan selama tujuh hari.
Konflik terakhir ini agaknya telah membatalkan perjanjian gencatan senjata yang dicapai dengan pemimpin pemberontak Muslim Nur Misuari hari Jumat malam.
Tentara mengatakan, sedikitnya 55 orang tewas dalam tembak menembak selama seminggu, termasuk 43 orang pemberontak.
Konfrontasi dimulai hari Senin (9/9) lalu ketika pemberontak Front Pembebasan Nasional Moro atau MNLF menyerbu kota pelabuhan Zamboanga dan menyandera puluhan orang. Pemerintah kota Zamboanga telah menutup sekolah-sekolah dan kantor-kantor pemerintah, dan semua penerbangan dari dan ke kota itu dihentikan.
Pertempuran antara pasukan pemerintah dan MNLF itu telah mengakibatkan 65 ribu orang mengungsi, dan ratusan rumah dibakar.
Kelompok MNLF sejak lama menuntut otonomi yang luas di kawasan selatan yang penduduknya mayoritas islam, dan pemberontakan yang telah berlangsung empat dasawarsa itu telah menewaskan sedikitnya 120 ribu orang.
Konflik terakhir ini agaknya telah membatalkan perjanjian gencatan senjata yang dicapai dengan pemimpin pemberontak Muslim Nur Misuari hari Jumat malam.
Tentara mengatakan, sedikitnya 55 orang tewas dalam tembak menembak selama seminggu, termasuk 43 orang pemberontak.
Konfrontasi dimulai hari Senin (9/9) lalu ketika pemberontak Front Pembebasan Nasional Moro atau MNLF menyerbu kota pelabuhan Zamboanga dan menyandera puluhan orang. Pemerintah kota Zamboanga telah menutup sekolah-sekolah dan kantor-kantor pemerintah, dan semua penerbangan dari dan ke kota itu dihentikan.
Pertempuran antara pasukan pemerintah dan MNLF itu telah mengakibatkan 65 ribu orang mengungsi, dan ratusan rumah dibakar.
Kelompok MNLF sejak lama menuntut otonomi yang luas di kawasan selatan yang penduduknya mayoritas islam, dan pemberontakan yang telah berlangsung empat dasawarsa itu telah menewaskan sedikitnya 120 ribu orang.