Perundingan perdagangan antara Inggris dan Uni Eropa berlanjut hingga Sabtu (12/12) malam, dan tenggat makin dekat.
Perundingan di Brussels itu akan dilanjutkan kembali pada Minggu (13/12), hari yang telah ditetapkan sebagai tenggat oleh Perdana Menteri Boris Johnson dan Kepala Uni Eropa Ursula von der Leyen, untuk memutuskan apakah masih mungkin tercapainya suatu perjanjian perdagangan.
"Perundingan masih berlanjut semalaman, tapi hingga kini tawaran dari Uni Eropa masih tidak dapat diterima," kata seorang sumber pemerintah Inggris. "Perdana Menteri akan melakukan segala upaya dalam proses ini, tapi sikapnya jelas: suatu perjanjian apapun harus adil dan menghormati posisi dasar bahwa Inggris akan menjadi negara berdaulat dalam tiga minggu lagi."
Seorang sumber senior Uni Eropa, menyampaikan komentar senada dengan von der Leyen pada Jumat (11/12) mengatakan: "Keputusan pasar tunggal adalah sesuatu yang tidak dapat diganggu gugat oleh Uni Eropa. Yang telah kami ajukan kepada Inggris, menghormati kedaulatan Inggris. Itu bisa menjadi dasar bagi sebuah perjanjian."
Empat kapal Inggris sepanjang 80 meter telah disiagakan di kedua sisi selat Inggris, dan mengingatkan akan Perang Kod dengan Islandia mengenai hak-hak penangkapan ikan di Atlantik Utara pada 1960an dan 70an.
Johnson mengatakan pada Jumat (11/12), "besar kemungkinan" perundingan itu akan gagal, dan Inggris akan kembali ke ketentuan Organisasi Perdagangan Sedunia (World Trade Organization/WTO) dengan mitra dagang tunggal terbesarnya.
Para pemimpin Eropa juga telah diberitahu bahwa peluang tercapainya perjanjian sangat tipis, mengingat kedua pihak masih belum sepakat soal peraturan kompetisi yang adil dan hak-hak penangkapan ikan di perairan Inggris.
Dengan atau tanpa perjanjian, Inggris akan tetap meninggalkan pasar tunggal Uni Eropa dan serikat pabean pada 31 Desember, lebih dari empat tahun setelah sebuah referendum mengenai keanggotaan Inggris dalam blok itu. [vm/ft]