Dua negara musuh bebuyutan, China dan Vietnam, sedang merundingkan persetujuan luas yang bisa mencakup perdagangan, investasi dan berbagi sumberdaya kelautan walaupun keduanya berebut kedaulatan yang mengganggu hubungan kurang dari setahun lalu.
Kedua negara komunis bertetangga itu semakin dekat ke arah hubungan baru perdagangan dan investasi, yang menurut analis akan membantu meningkatkan hubungan keseluruhan.
Sebagian percaya kedua negara mungkin nanti akan melakukan pendekatan mengenai masalah yang lebih sulit seperti penggunaan bersama perairan yang disengketakan atau perlakuan manusiawi terhadap nelayan masing-masing. Kedua negara masih berebut kedaulatan atas daerah Laut China Selatan yang kaya sumberdaya di sebelah timur Vietnam dan barat-daya Hong Kong.
Prospek tercapainya persetujuan menjadi pusat perhatian dalam lawatan Presiden Vietnam Tran Dai Quang ke China, yang berakhir hari Senin. Ia menyarankan kedua pihak berupaya saling membantu perdagangan dan investasi lain yang akan mengarah ke perbaikan hubungan keseluruhan, demikian dilaporkan media pemerintah Vietnam.
Ketika bertemu Quang hari Kamis, Presiden China Xi Jinping menyerukan ditambahnya zona-zona kerjasama ekonomi lintas-perbatasan dan pembangunan infra-struktur bersama, menurut kantor berita resmi China, Xinhua.
China adalah mitra dagang terbesar Vietnam, dengan nilai impor dan ekspor sekitar 72 miliar dolar tahun lalu. Vietnam juga menyebut China sebagai salah satu dari 10 investor teratas di negara itu. [ka/jm]