Untuk pertama kali, perusahaan Indonesia di bidang sektor minyak dan gas bumi terdaftar dalam bursa saham terbesar di dunia, The New York Stock Exchange (NYSE), Wall Street, kota New York. Setelah melalui proses selama hampir satu tahun, perusahaan Indonesia Energy Corporation Limited berhasil melantai dan meyakinkan para investor asing untuk membeli saham dan berinvestasi ke Indonesia.
Peresmian saham perdana atau listing kepada publik melalui initial public offering (IPO) ini ditandai dengan penandatanganan pencatatan saham tersebut dan pemukulan lonceng oleh CEO Indonesia Energy Corporation (IEC) Dr. Wirawan Jusuf. Ia didampingi oleh Sekjen Dewan Energi Nasional Djoko Siswanto, Konsul Jenderal Republik Indonesia untuk New York, Arifi Saiman dan Duta Besar Perwakilan Tetap RI untuk PBB, Dian Triansyah Djani.
"Kita berharap dengan perusahaan kami di sini, bukan hanya (untuk) IPO saja. IPO hanya sebuah permulaan dalam perjalanan yang sangat panjang," kata Dr Wirawan Jusuf, CEO dari IEC, saat ditemui team VOA di gedung bursa saham New York.
"Kita harus membuat nama Indonesia bangga dengan cara membuat semua investor mendapatkan deviden yang bagus, profit yang bagus dari hasil pembelian saham IEC," tambah Dr Wirawan yang juga co-founder dari IEC.
Sementara Sekjen Dewan Energi Nasional, DR Djoko Siswanto sangat antusias dengan IPO dari perusahaan migas. "Pemerintah Indonesia sangat mendukung adanya IPO perusahaan energi, karena ini pertama kali. Kita sangat mendukung dan mudah-mudahan ini akan membawa investasi ke Indonesia untuk melakukan eksplorasi migas," kata Djoko Siswanto yang datang khusus ke New York untuk acara ini.
Peresmian saham IEC dengan kode “INDO” dalam lantai bursa saham New York ini, mendapat sambutan dari para pelaku keuangan dan ekonomi kota New York. Bahkan, bendera Merah Putih dikibarkan berdampingan dengan bendera Amerika di depan gedung bursa yang menghadap ke kawasan pusat keuangan, Wall Street.
"Ini adalah event bersejarah yang luar biasa bukan hanya untuk Indonesia Energy Company tapi juga untuk Indonesia. Ini adalah perusahaan pertama Indonesia yang melakukan direct listing dalam bursa saham New York, dan IPO terakhir dalam dekade ini," ujar Frank Ingriselli, Presiden dari IEC.
Dukungan juga datang dari Kantor Konsulat Republik Indonesia untuk New York. "Ini akan mendorong perusahaan atau dunia usaha lain yang ada di Indonesia, untuk bisa mengikuti jejak dari perusahaan ini untuk bisa hadir di kota New York, khususnya di bursa efek New York," ujar Konjen RI Arifi Saiman.
Perusahaan Indonesia lainnya yang pernah tercatat dalam bursa saham NYSE adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi yaitu PT Indosat dan PT Telkom. Namun PT Indosat resmi mundur pada tahun 2013. [nr/op]