Penyebaran pada Sabtu malam (15/10) itu dilakukan setelah gempuran artileri berjam-jam oleh pasukan Irak dan Kurdi dan berlangsung di tengah-tengah kebingungan mengenai apakah serangan berskala penuh terhadap kota terbesar ke-dua di Irak itu memang telah dimulai.
Presiden Pemerintah Regional Kurdistan Massoud Barzani mengumumkan dimulainya ofensif itu dalam pernyataan di Internet. Ia menyebutkan “persiapan operasi pembebasan Mosul telah selesai dan telah memuluskan jalan untuk memulai operasi di Mosul.” Barzani menambahkan, ia berharap operasi itu sukses dan secara bersama-sama dapat membebaskan penduduk Mosul dari tirani ISIS. Pemimpin Kurdi itu belakangan menulis pesan di Twitter yang menyatakan telah tiba waktunya untuk memulai pembebasan Mosul.
Beberapa menit kemudian, utusan khusus Presiden Obama untuk koalisi anti-ISIS, Brett McGurk, menanggapi bahwa serangan itu belum dimulai dan baru akan dimulai apabila Baghdad menyatakannya demikian. Dalam pesannya di Twitter ia menulis, operasi Mosul akan dimulai apabila diumumkan oleh Perdana Menteri Abadi. Semua yang dikatakan sebelum itu adalah pernyataan dini.
Kebingungan mengenai apakah ofensif itu telah dimulai itu menyoroti persaingan antar kelompok etnis dan agama yang serius dalam koalisi anti-ISIS yang rapuh, yang mengganggu perencanaan serangan. Sebagian analis khawatir persaingan itu akan merongrong operasi militer dan nantinya memicu pertempuran internal untuk memperebutkan kota itu dan kawasannya yang lebih luas setelah ISIS berhasil diusir dari sana. [uh]