Keriuhan dan decak kagum ribuan penonton yang memenuhi pangkalan Angkatan Udara Adisucipto di Yogyakarta hari Minggu pagi (20/12), berubah menjadi teriakan histeris. Di depan mata mereka, sebuah pesawat T 50i Golden Eagle yang sedang melakukan akrobat udara, tiba-tiba jatuh dan meledak. Asap hitam mengepul setelah bunyi keras terdengar. Nurbayati Osman, seorang warga Yogya yang ikut menonton pertunjukan ini, mengaku tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Beberapa menit sebelumnya, dia yang datang bersama keluarganya, sempat merekam pergerakan pesawat sebelum lepas landas. Dari kawasan hanggar pesawat, dia menyaksikan detik-demi detik peristiwa itu.
"Pertamanya dia naik, terus atraksi-atraksi beberapa menit. Nah setelah itu dia ke arah selatan lalu turun gak naik-naik lalu tiba-tiba menukik dan meledak. Pesawatnya bukan meledak di udara, tapi waktu jatuh," ujarnya.
Pilot Letkol Penerbang Marda dan Kopilot Kapten Penerbang Dwi Cahyadi dinyatakan gugur. Hingga Minggu sore jenazah keduanya masih berada di Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara Hardjoloekito, yang berada di kompleks Pangkalan TNI AU Adisucipto Yogyakarta. Bangkai pesawat segera ditutup dengan terpal oleh prajurit TNI AU. Kawasan sekitar pun ditutup, dan pertunjukan udara dihentikan. Penerbangan sipil dari Bandara Adisucipto tidak terganggu oleh insiden ini.
Komandan Pangkalan TNI AU Adisucipto Yogyakarta, Marsma Imran Baidirus menjelaskan, pesawat jatuh ketika melakukan aksi aerobatik tunggal. Pesawat dalam kondisi baik, dan kedua pilot siap sepenuhnya menjalankan tugas. Penyebab pasti kejadian masih dalam penyelidikan tim TNI AU. Pesawat T 50i, menurut Imran adalah pesawat yang relatif baru. Pesawat buatan Korea Selatan ini mulai dipakai oleh TNI AU dalam 3 tahun terakhir.
"Kronologis kecelakaan secara pasti belum kita ketahui. Itu nanti akan diselidiki oleh tim dari Markas Besar TNI AU, yang akan tiba dalam kesempatan pertama ke Yogyakarta. Kondisi pesawat sendiri rusak berat. Kronologinya, pesawat ini sedang melakukan vertikal manuver, lalu kemudian ketika nose atau hidung pesawat menghadap ke bawah, dia kontinyu," katanya.
Letkol Penerbang Marda adalah Komandan Skuadron 15 Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur yang mengoperasikan pesawat ini. T-50i Golden Eagle merupakan pesawat latih supersonik buatan Amerika dan Korea. Pengembangnya adalah Korean Aerospace Industries dan Lockheed Martin. Pesawat T-50i ini memiliki kecepatan maksimal 1.5 kali kecepatan suara atau 1.600 kilometer per jam. Pesawat bernilai 22 juta dolar ini baru dibeli tahun 2014 lalu. [ns/em]