Petualang Inggris Darren Edwards, yang mengalami kelumpuhan dari dada ke bawah pada tahun 2016 setelah kecelakaan panjat tebing di Wales Utara, akan mencoba menempuh jarak 333 kilometer selama ekspedisi pada bulan Desember 2024.
Edwards akan menggunakan perangkat ski yang disesuaikan, sit-ski, yang dilengkapi dengan kruk yang dirancang khusus dan dipasang di tangan pengendaranya. Singkat kata, ia akan mengandalkan tubuh bagian atas, bahu, dan lengan untuk menciptakan gerakan.
Pada sebuah acara di London untuk membeberkan rencana ekspedisinya, Edwards mengatakan kepada Reuters bahwa Kutub Selatan adalah tempat yang selalu ingin dia kunjungi setelah membaca tentang eksplorasi Kapten Angkatan Laut Inggris Robert Scott.
“Saya diberi kesempatan untuk mengemukakan ide, untuk menentukan jarak yang akan menjadi terobosan bagi seseorang yang mengalami cedera tulang belakang, yang akan menjadi terobosan bagi seseorang yang harus menggunakan sit-ski, atau bukan alat ski tradisional. Sejauh ini, jarak terjauh yang pernah ditempuh dengan cara seperti ini adalah 111 kilometer,” jelasnya.
Selama ekspedisi, Edwards dan dua anggota timnya yang tidak cacat seperti dirinya akan melakukan perjalanan melintasi salju dan es hingga 12 jam setiap hari. Mereka akan membawa peralatan seberat 80 kilogram sebelum mendirikan kemah setiap malam di lanskap yang sangat dingin. Edwards tahu perjalanan ini penuh risiko.
“Tentu saja saya akan bergantung sepenuhnya pada bahu dan lengan saya untuk melakukan kerja keras, namun ada risiko radang dingin, ada risiko cedera akibat cuaca dingin yang mungkin tidak saya sadari karena indra perasa saya yang sudah tidak berfungsi,” jelasnya.
Edwards berharap ekspedisinya dapat mengumpulkan dana 300.000 poundsterling (sekitar 380 ribu dolar) dari sumbangan masyarakat, untuk membantu yayasan cedera tulang belakang Wings For Life yang sedang meneliti pengobatan untuk kelumpuhan. Angka target penggalangan dana sebesar 300.000 juga merupakan perkiraan jumlah orang yang menderita cedera tulang belakang di seluruh dunia setiap tahunnya.
Petualang tersebut optimistis bahwa penyembuhan untuk cederanya sudah di depan mata, dan mengatakan kepada Reuters bahwa ia berharap melalui penelitian lebih lanjut, mereka yang mengalami cedera ini di masa depan dapat “kembali ke kehidupan lama mereka.”
CEO Wings For Life Emma Hinds mengatakan kepada Reuters bahwa yayasan tersebut berada di “jalur yang benar” dalam menemukan pengobatan, dan menambahkan bahwa beberapa penderita cedera tulang belakang bahkan telah mendapatkan kembali kemampuan untuk berjalan, setelah bertahun-tahun melakukan penelitian mutakhir.
Setelah kelumpuhannya, Edwards menyelesaikan beberapa ekspedisi yang berani, termasuk perjalanan sit-ski melintasi lapisan es terbesar di Eropa dan perjalanan kayak sepanjang daratan Inggris.
Pada tahun 2022, ia menjadi orang pertama yang menggunakan kursi roda yang menyelesaikan World Marathon Challenge ketika ia menyelesaikan tujuh maraton di tujuh benua dalam tujuh hari.
Edwards berharap bahwa upaya mendatangnya akan menginspirasi tidak hanya orang-orang dengan cedera seperti dirinya, tetapi juga siapa pun yang sedang melalui masa-masa sulit dalam hidup mereka. [ab/uh]
Forum