Pidato kenegaraan tahunan Presiden Rusia, Vladimir Putin, Kamis (1/12) tidak bernada kemarahan terhadap musuh-musuh Rusia seperti biasanya.
Pidato tahun lalu di Kremlin di hadapan anggota parlemen dan tamu-tamu, yang disiarkan langsung di televisi Rusia, difokuskan pada pengutukan terhadap Turki setelah angkatan udara Turki menembak jatuh pesawat Rusia di perbatasan dengan Suriah.
Pidato Putin tahun 2014, menyusul pembelakuan sanksi atas aneksasi Krimea oleh Rusia dan dukungan bagi pemberontak di Ukraina, menguraikan rencana jahat Barat untuk memperlemah Rusia.
Kalau dibandingkan, maka tahun ini Putin bersikap bersahabat, karena ia hanya sepintas menyinggung isu sanksi Barat yang katanya adalah "upaya untuk mengalihkan kebijakan kita dan mengabaikan kepentingan nasional kita sendiri." Turki, yang presidennya, Recep Tayyip Erdogan berdamai dengan Putin pada bulan Juni, bahkan tidak disebut.
Sebaliknya, Putin menghabiskan lebih dari setengah dari pidatonya yang berlangsung selama 70 menit itu untuk berbicara tentang isu-isu domestik seperti kesejahteraan sosial dan ekonomi yang lemah sebelum beralih ke kebijakan luar negeri.
Putin berusaha mendekati Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dengan mengatakan, Rusia tidak ingin konfrontasi dengan siapa pun dan ingin bekerja sama di Suriah. "Dan, tentu saja, saya mengandalkan aliansi dengan Amerika dalam memerangi ancaman yang nyata, yakni terorisme internasional".
Jajak pendapat menunjukkan, popularitas Putin saat ini mencapai 86 persen. [ps/jm]