Gedung Putih hari Minggu (20/11) mengatakan Presiden Amerika Barack Obama dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pembicaraan singkat tentang Suriah dan Ukraina di sela-sela KTT APEC di Lima, Peru – pertemuan pertama keduanya secara langsung pasca kemenangan Donald Trump dalam pemilu lalu.
Kedua pemimpin ini ikut serta bersama sejumlah pemimpin lain dalam KTT APEC, yang pada hari Minggu dipusatkan pada isu perdagangan dan presiden terpilih Donald Trump.
Kalau tidak ada peristiwa penting lainnya, ini merupakan lawatan ke-52 dan sekaligus lawatan terakhir ke luar Amerika yang dilakukan Obama dalam masa jabatan 8 tahun ini.
Tonggak kebijakan luar negeri Presiden Obama adalah pada Asia dan Pasifik – atau yang disebut “ berpaling ke Asia-Pasifik”, tetapi hal ini mungkin akan berubah secara signifikan setelah ia meninggalkan Gedung Putih 20 Januari nanti.
Obama hari Sabtu (19/11) menyampaikan pesan kepada sekitar 1.000 pemimpin muda dari seluruh Amerika Latin dan Karibia tentang presiden terpilih Donald Trump, yaitu “jangan mengasumsikan hal yang terburuk”.
Berbicara dalam pertemuan bergaya 'town-hall' di ibukota Peru itu, Obama menjawab beberapa pertanyaan dari anak-anak muda yang sangat ingin tahu tentang masa depan pasca pergantian pemimpin di Amerika.
Obama menyerukan kepada mereka agar tetap optimis, dan mengatakan tidak seorang pun bisa menjadikan kondisi lebih baik kecuali jika mereka memiliki harapan.
Selain itu, sebelum menyelesaikan lawatan terakhirnya ke luar Amerika dalam masa kepresidenannya, Presiden Barack Obama juga melangsungkan pertemuan terpisah dengan pemimpin Australia dan Kanada.
Presiden Obama hari Minggu (20/11) bertemu dengan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau di sela-sela KTT APEC di Lima, Peru.
Obama juga berencana akan mengadakan konferensi pers dengan wartawan yang telah mengikuti lawatannya sejak dari Peru, Jerman hingga ke Peru, sebelum kembali ke tanah air. Pertanyaan-pertanyaan yang tampaknya akan disampaikan adalah soal Donald Trump, yang akan menggantikannya dan telah menjadi salah satu isu utama dalam lawatan kali ini.
Obama berupaya meyakinkan para pemimpin dunia yang khawatir, bahwa terlepas dari terpilihnya tokoh yang menentang Obama hampir pada setiap isu, Amerika akan tetap pada komitmen semula. [em/ii]