Militer Arab Saudi mengatakan pihak koalisi belum bereaksi terhadap apa yang mereka klaim sebagai provokasi oleh pemberontak Houthi. Namun, sejumlah media juga melaporkan bahwa pesawat Arab Saudi masih melakukan serangan bom.
Kantor-kantor media hari Kamis (14/5) melaporkan pemberontak Houthi Rabu malam terus menembakkan bom dan roket dengan tank ke arah milisi Sunni di Taiz, kota terbesar ketiga di Yaman.
Itu adalah satu dari sejumlah laporan pelanggaran gencatan senjata di Yaman. Stasiun TV al Arabiya milik pemerintah mengatakan milisi Houthi juga menggempur lawan di kota Aden, Dalaa, Louder dan Ma’arib.
Sementara itu, TV Al Masira milik Houthi mengatakan pesawat-pesawat Arab Saudi membom pasar di Hodeida dan kendaraan sipil di propinsi Saada, menewaskan beberapa orang. VOA belum bisa mengkonfirmasi klaim tersebut.
Stasiun TV itu juga mengklaim milisi Houthi membalas serangan oleh penembak jitu dan militan al-Qaida di Taiz.
Juru bicara militer Arab Saudi Jenderal Ahmed Asiri mengatakan kepada media Arab pihak koalisi berkomitmen mematuhi gencatan senjata meski dituduh Houthi telah melanggarnya. Namun, katanya, kesabaran pihak koalisi ada batasnya.
Asiri mengatakan, pemberontak Houthi seharusnya lebih mengutamakan kesejahteraan rakyat Yaman dan mematuhi gencatan senjata, yang mulai berlaku hari Selasa (12/5).
Dalam kunjungan pertamanya ke Yaman, utusan PBB Ismail Ould Sheikh Ahmed menyatakan harapannya gencatan senjata itu bisa bertahan karena rakyat Yaman membutuhkan jeda dari pertempuran.
Ismail mengatakan PBB sedang mencari solusi untuk mengakhiri krisis politik dan bencana kemanusiaan. Menurutnya, gencatan senjata masih bertahan meski ada sejumlah pelanggaran dan ia tetap optimistis.
Sigurd Neubauer, analis Timur Tengah di Washington, mengatakan kepada VOA bantuan telah berhasil disalurkan ke sejumlah lokasi sejak gencatan senjata itu berlaku.
Ia mengatakan terdapat “beberapa perkembangan positif” dari gencatan senjata saat ini sehingga ada harapan akan perundingan perdamaian lebih lanjut jika semua pihak menunjukkan cukup kemauan politik.