Warga Dusun Tamanjeka yang terletak sekitar 30 kilometer dari kota Poso – Sulawesi Tengah sejak Rabu pagi (9/12) telah memadati TPS-TPS yang ada untuk memberikan suara mereka guna memilih kepala daerah yang baru.
Dusun Tamanjeka yang terletak di kaki Gunung Biru itu berada dalam wilayah administrasi Desa Masani, kecamatan Poso Pesisir yang oleh aparat keamanan dikategorikan sebagai “daerah rawan”. Daerah itu merupakan salah satu lokasi utama pergerakan kelompok teroris Santoso, yang tengah diburu oleh tim gabungan Operasi Camar Maleo IV dan hingga kini masih belum tertangkap.
Namun, warga tak bergeming dengan ancaman yang dikeluarkan kelompok teroris itu agar tidak mengikuti pilkada. Warga dengan antusias datang, bahkan begitu keluar dari TPS dengan bangga mereka menunjukkan jari kelingking yang sudah dicelupkan tinta berwarna biru keunguan, tanda bahwa mereka telah memberikan suara.
Proses pemungutan suara di TPS itu dijaga dua petugas polisi dan dua petugas linmas, tetapi sekitar 30 meter dari lokasi TPS itu ada satu pos pengamanan dengan 10 personil gabungan TNI dan Brimob yang merupakan bagian dari Operasi Camar Maleo IV. Kesepuluh personil itu mengamati dengan seksama proses pemungutan suara itu, juga situasi di sekitar Gunung Biru dengan teropong.
Kepala Dusun Tamanjeka, Muhammad Sambara kepada VOA mengatakan meskipun dikategorikan sebagai “daerah rawan”, warga tetap datang. Ini dikarenakan mereka berharap pemimpin baru yang kelak terpilih bisa benar-benar menyelesaikan masalah di Poso, terutama masalah keamanan.
“Antusias warga sangat senang sekali. Contoh kita lihat sekarang ibu-ibu dan bapak-bapak yang sudah memberikan suaranya. Kemungkinan tadi pagi itu lebih duluan masyarakat hadir ketimbang KPPS, saking semangatnya,” papar Sambara.
Muhamad Sambara mengatakan ia dan warga dusun berharap siapapun pemimpin yang terpilih akan memperhatikan kondisi Dusun Tamanjeka yang membutuhkan peningkatan sarana infrastruktur jalan yang layak. Saat ini warga menemui kesulitan untuk menembus antar dusun atau membawa hasil pertanian ke kota, karena masih harus melewati jalan tanah dan berbatu sepanjang empat kilometer sebelum sampai di tepi jalan Trans Sulawesi, yang menuju ke kota Poso.
Perbaikan infrastuktur jalan itu diharapkan akan membuat dusun yang bernama asli Ratalemba itu bisa lebih mudah dijangkau kendaraan – baik roda dua maupun roda empat. Menurut Muhamad Sambara hal ini tidak saja penting untuk meningkatkan roda perekonomian masyarakat, tetapi juga memudahkan aparat keamanan masuk jika terjadi masalah keamanan, sebagaimana yang kerap terjadi dalam beberapa bulan ini.
“Harapan kita tentunya tidak luput dari kepentingan masyarakat di sini, terutama (soal pembangunan) jalan, siapapun nanti yang terpilih jadi bupati,” harap Sambara.
Hal senada disampaikan Simon Lapangoyu, warga kecamatan Lage yang ditemui VOA sesaat sebelum memberikan suara di TPS desa Maliwuko.
“Karena keamanan ini menjadi sangat sangat diperlukan di kabupaten Poso ini, walaupun sebenarnya keamanan ini sudah begitu lama di idam idamkan tapi karena sampai saat ini masih ada gejolak gejolak dibeberapa tempat dan ini sangat mengganggu pembangunan di kabupaten Poso ini," tutur Simon.
Bupati Poso, Sin Songgoh menilai secara umum pelaksanaan pilkada serentak di 19 wilayah kecamatan berlangsung lancar dan aman, sehingga diharapkan tidak ada keberatan-keberatan terkait proses pelaksanaan pemungutan suara.
“Syukur semua berjalan dengan baik ya, dan untuk itu saya berharap semua dapat dilaksanakan secara baik sehingga tidak akan ada lagi keberatan keberatan yang berarti terhadap pelaksanaan. Siapapun yang terpilih itu adalah pilihan rakyat dan kehendak Tuhan,” ujar Songgoh.
Bupati Poso berharap apapun hasil dari Pilkada ini akan diterima oleh semua pihak sebagai hasil dari pilihan rakyat. [yl/em]