Kunjungan Perdana Menteri China Xi Jinping ke Roma hari Kamis (21/3) ditujukan untuk menjadikan Italia sebagai negara demokrasi barat pertama yang ikut dalam proyek Jalan Sutera China yang kini dikenal sebagai "Belt and Road Infrastructure".
Perdana Menteri Giuseppe Conte akan menandatangani Memorandum of Understanding tentang ikutnya Italia dalam proyek China itu, walaupun ada keberatan dari Amerika dan keprihatinan dalam pemerintahan koalisi bahwa perjanjian itu akan memperbesar pengaruh politik China di Eropa dan dunia Barat.
Kunjungan Xi Jinping, atas undangan Presiden Italia Sergio Mattarella juga ditujukan untuk memperluas hubungan dagang dan kebudayaan, dan perdana menteri Conte bahkan mengatakan, Italia bisa memainkan peran dalam mengurangi ketegangan perdagangan antara Amerika dan China.
Ikutnya Italia dalam proyek Belt and Road China itu akan membuka jalan darat dan jalur laut yang menghubungkan China dan Eropa, dan akan diikuti oleh sekitar 60 negara Asia, Afrika dan Eropa.
Perdana Menteri Conte membantah keprihatinan bahwa ikutnya Italia dalam proyek China itu akan mengganggu hubungan strategisnya dengan Eropa dan Amerika. Kata Conte, fokus Italia dalam hal ini hanyalah mengembangkan dan memperluas hubungan komersial dengan China.
Pemerintah Amerika di bawah Presiden Trump mengecam perjanjian itu dan mengatakan, yang akan untung adalah China. Sekutu-sekutu Italia di Eropa tidak mau ikut dalam proyek Belt and Road itu, karena katanya proyek itu tidak transparan dan tiadanya standar dalam pembiayaannya.
Kendati rinciannya belum diumumkan, proyek itu termasuk kerjasama dan penanaman modal di pelabuhan Genoa dan Trieste, di Italia Utara, serta pembangunan jalan raya, jalan kereta api, bandara dan fasilitas telekomunikasi.
“Kedua negara kita akan memanfaatkan hubungan kebudayaan dan historis yang telah dibina sejak adanya Jalan Sutera dulu,” kata Perdana Menteri Xi Jinping harian Corriere Della Sera.
Pejabat Italia mengatakan perluasan jaringan komunikasi China yang menggunakan teknologi 5G tidak termasuk dalam memorandum pembangunan proyek Jalan Sutera baru itu.
Pemerintah Amerika khawatir bahwa jaringan 5G China itu akan dimanfaatkan oleh pemerintah China untuk tujuan mata-mata, dan isu ini telah menjadi sumber ketegangan utama antara Amerika dan China. [ii]