Perdana Menteri China Li Keqiang hari Kamis (10/9) mengatakan, ekonomi negara itu sedang menghadapi “berbagai kesulitan dan tekanan,” tetapi ia menyatakan yakin bahwa China tidak akan mengalami resesi.
Berbicara dalam Forum Ekonomi Dunia di Dalian, China, Li menyebut pelambanan ekonomi global merupakan tantangan bagi pertumbuhan China. Namun, ujarnya, ekonomi China masih dalam ambang yang wajar.
Li mengatakan, ekonomi China cenderung baik, sementara mengalami pertumbuhan melamban yang mengarah pada meningkatnya stabilitas. Menurutnya, secara umum terlihat lebih banyak peluang ketimbang tantangan.
Ia juga menyatakan yakin China akan mencapai target-target utama ekonominya tahun ini.
Keprihatinan mengenai pelambanan ekonomi terbesar ke-dua dunia itu berimbas pada bursa saham global dalam beberapa bulan ini. Indeks saham gabungan Shanghai turun 40 persen sejak Juni.
China bulan lalu secara tak terduga membiarkan nilai mata uangnya melemah. Beijing menyatakan langkah tersebut dimaksudkan untuk membuat yuan lebih berorientasi pasar. Tetapi ada pula kecemasan bahwa hal tersebut menunjukkan besarnya kekhawatiran para pemimpin Tiongok mengenai pertumbuhan yang melamban. Langkah itu juga kembali mengundang kecaman dari mereka yang menyatakan China memanipulasi nilai mata uangnya.
Li hari Kamis menyatakan China akan mempertahankan nilai tukar yang “stabil pada tingkat wajar dan seimbang.”
Ia menegaskan bahwa China tidak pernah mendukung perang mata uang. China mendukung kerjasama internasional dalam hal kapasitas produksi. Menurutnya persaingan sukar dihindari, tetapi jika ada kerjasama, keuntungan yang dirasakan bersama akan jauh lebih besar daripada persaingan.