PM Inggris Theresa May mengadakan pertemuan dengan kabinetnya, Selasa (10/7), dalam usaha memulihkan persatuan pemerintahnya yang terguncang menyusul pengunduran diri dua menterinya terkait Brexit.
Selama beberapa hari terakhir, May berjuang untuk mempertahankan kelangsungan pemerintahannya menyusul pengunduran diri Menteri Urusan Brexit David Davis dan kemudian Menteri Luar Negeri Boris Johnson. Mereka mundur dengan alasan rencana May terkait hubungan dengan Uni Eropa di masa depan tidak sesuai gagasan mereka mengenai Brexit.
May, yang berusaha untuk bersikap tenang di hadapan publik dalam menghadapi guncangan politik ini, mengatakan melalui Twitter, pertemuan kabinetnya, Selasa, berlangsung produktif dan ia akan segera menghadapi hari-hari yang sibuk.
Pengunduran diri kedua menteri itu berlangsung pada pekan di mana NATO akan memulai KTT-nya, Rabu, dan kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Inggris, Kamis.
Hubungan trans-Atlantik sempat beberapa kali mengalami kekakuan sejak terpilihnya Trump sebagai presiden AS. Trump mengecam May atas responnya terhadap teroris dan pendekatannya dalam isu Brexit. Trump juga sempat membuat marah banyak pihak ketika memposkan cuitan pernyataan-pernyataan kelompok ekstrim kanan Inggris di Twitter.
Ketika ditanya apakah posisi May sebagai perdana menteri harus diganti, Trump menjawab keputusan itu terserah rakyat Inggris bukan terserah dirinya. Trump mengaku memiliki hubungan yang sangat baik dengan May. Namun Trump juga tampak bersemangat mengenai Johnson yang disebutnya teman baik. [ab/uh]