Perdana Menteri Inggris Theresa May lolos dari mosi tidak percaya, mempertahankan jabatan, dan tetap memimpin selama setahun.
May memenangkan 200 banding 117 suara Konservatif di Majelis Rendah hari Rabu.
Dalam pertemuan tertutup dengan anggota parlemen Konservatif sebelum pemungutan suara dimulai, May menyatakan akan mundur sebagai pemimpin Inggris sebelum pemilu yang mungkin diadakan tahun 2022, langkah yang mungkin membantu meraih suara sebagian anggota parlemen yang belum punya pilihan ketika akan memberikan suara secara rahasia. Pengumuman May untuk tidak mencalonkan diri lagi dikukuhkan menteri Kabinet dan dua anggota parlemen Konservatif.
Ian Lavery, ketua oposisi utama Partai Buruh, mengatakan dalam pernyataan bahwa "Kelemahan dan kegagalan May sepenuhnya melumpuhkan pemerintah pada saat yang kritis bagi negara ini."
Belum jelas apakah pemungutan suara itu akan membantu May meraih dukungan yang sangat dibutuhkan bagi kesepakatan Brexit yang selama ini ia rundingkan.
Inggris akan keluar dari Uni Eropa pada 29 Maret 2019, sebagai hasil dari referendum tahun 2016.
Ketua Dewan Uni Eropa menyerukan pertemuan para pemimpin Uni Eropa untuk membahas Brexit hari Kamis, termasuk kemungkinan bila sampai 29 Maret belum ada kesepakatan. [ka]