PM Theresa May berharap Brexit bisa ditunda setelah Parlemen Inggris melakukan pemungutan suara lagi pekan ini atas perjanjian keluar dari blok Uni Eropa yang diusulkannya menjadi berantakan setelah pernyataan Ketua Majelis Rendah John Bercow hari Senin.
Bercow mengatakan, "Jika pemerintah mengajukan usul baru yang tidak mirip ataupun kurang lebih tidak sama dengan yang ditolak Majelis tanggal 12 Maret, itu sepenuhnya sesuai aturan. Yang secara hukum tidak dapat dilakukan pemerintah ialah mengajukan kembali usul sama atau kurang lebih sama dengan yang ditolak oleh Majelis dengan 149 suara pekan lalu."
May tadinya berharap memperoleh dukungan lebih banyak jadi melakukan pemungutan suara lagi mengenai usul perjanjian tarik diri sebelum KTT Uni Eropa hari Kamis dan Jumat ini di Brussels, Belgia.
Juru bicara perdana menteri tidak menjelaskan seberapa lama Theresa May akan meminta Presiden Dewan Uni Eropa, Donald Tusk bersedia menunda keluarnya Inggris dari Uni Eropa yang tadinya dijadwalkan tanggal 30 Maret, kecuali mengatakan May ingin sependek mungkin.
Hampir tiga tahun setelah Inggris memutuskan keluar dari Uni Eropa, para pemimpin kelompok 28 negara itu mendesak May untuk mengungkapkan rencana pengganti.Kemungkinan hasilnya berkisar dari penundaan jangka panjang, keluar dari Uni Eropa berdasarkan perjanjian yang dicapai May, keluar tanpa perjanjian atau Inggris mengadakan referendum lagi tentang keluar atau tidak dari Uni Eropa. (al)