Perdana Menteri Jepang Naoto Kan mengatakan situasi mulai stabil di PLTN Fukushima yang lumpuh, walaupun tingkat krisis telah dinaikkan ke tingkat paling gawat berdasarkan skala internasional.
PM Naoto Kan memberikan kepastian Selasa ini dalam jumpa pers yang disiarkan televisi secara nasional, beberapa jam setelah pemerintahannya menempatkan kecelakaan tersebut pada tingkat tujuh, tingkat tertinggi dalam insiden nuklir yang diformulasikan oleh Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA). Ini menempatkan krisis nuklir Jepang pada tingkat yang sama dengan bencana tahun 1986 diChernobyl.
Serentetan gempa susulan yang kuat menghambat usaha memperbaiki sistem-sistem di PLTN Fukushima, termasuk gempa bumi berkekuatan 7,1 pada skala Richter pekan lalu yang memaksa para petugas meninggalkan tempat itu untuk yang kedua kalinya dalam dua hari. Tapi, para operator PLTN mengatakan tidak segera ada tanda-tanda kerusakan baru akibat getaran susulan yang terjadi setelah gempa Senin yang berkekuatan sama dengan pekan lalu.
Walaupun ada jaminan itu, Tiongkok Selasa ini kembali menyuarakan kekhawatiran mengenai langkah Jepang untuk membuang air limbah nuklir dari reaktor Fukushima yang lumpuh ke lautan Pasifik. Kantor berita resmi Tiongkok, Xinhua, menyatakan Perdana Menteri Wen Jiabao berbicara dengan PM Naoto Kan Selasa ini dan menuntut agar pemerintah Jepang memberi perhatian besar pada dampak pembuangan tersebut terhadap lingkungan maritim.
Laporan menyebut PM Wen juga mendesak pemimpin Jepang tersebut untuk mengikuti hukum internasional yang terkait, dan dengan segera dan akurat memberi informasi terbaru kepada Tiongkok.